GenPI.co 
Usman kembali menceritakan, pembuatan helikopter tersebut tidak ada yang mengajarinya, atau belajar dengan siapa pun melainkan secara otodidak dan ini kurangnya hanya tali seplin, sama shok breaker dan kelahar duduk dan dirinya yakin bisa terbang helikopter ini.
Dia menjelaskan, bahan pembuatan helikopter tersebut didapat dari mengumpulkan besi tua, yang diutamakan besi yang tidak memiliki berat yang berlebih atau lebih ringan diutamakan dan sampai saat ini dirinya tidak tahu lagi biayanya.
"Saya kumpul kumpul duit hasil penjualan depot air untuk membeli bahannya," kata dia.
BACA JUGA: Tertarik Wisata ke Bali Naik Helikopter, Segini Harga & Rutenya!
Kalau ditotal sekitar Rp 35 juta hingga Rp 40 jutaan sudah habis untuk biaya buat helikopter itu dan sudah ada juga yang menawar untuk membelinya atau memesan dibuatkan.
Dalam pembuatan helikopter tersebut, Usman Jalil juga sempat dimarahi oleh anak dan menantunya. Karena mereka menilai membuat helikopter tersebut membuang uang saja.
BACA JUGA: Dosen UGM Lulusan Oxford dan Harvard Ini Pernah Gagal UN
Seperti yang diceritakan istri Jalil, Nurhayati dirinya mengatakan selain ada penolakan dari anak dan menantunya, dan banyak warga yang meremehkan suaminya untuk membuat helikopter itu.
Namun dengan kegigihan suaminya tambah kuat dan semangat untuk membuat helikopter tersebut.
BACA JUGA: Dosen UGM Ciptakan Bilik Swab untuk Uji Pasien Covid-19
"Bapak kalo sudah digituin, semangatnya tambah karena bapak pengen membuktikan ke masyarakat. Bahwa beliau bisa," kata Nurhayati.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News
