Keren! Sulap Limbah jadi Berkah, UMKM Eank Solo Bikin Sangkar Burung dari Paralon Bekas hingga Tembus Ekspor

Keren! Sulap Limbah jadi Berkah, UMKM Eank Solo Bikin Sangkar Burung dari Paralon Bekas hingga Tembus Ekspor - GenPI.co
Pemilik usaha sangkar burung Eank Solo, Eko Sri Muryanto. (Foto: dokumentasi pribadi)

GenPI.co - Pemilik usaha Eank Solo, Eko Sri Muryanto, tak menyangka idenya membuat sangkar burung dari limbah paralon atau pipa bekas ternyata laku keras dijual hingga bisa ekspor. Warga Mojosongo Solo ini semula berjualan spare part mobil di Pasar Notoharjo Solo. Pekerjaan ini membuatnya akrab dengan barang bekas, termasuk paralon. 

“Awal bikin usaha, saya basic pedagang spare part mobil, jadi sering main ke penampungan rosok. Saya lihat paralon itu kalau digilas tronton enggak apa-apa. Nah, kebetulan di kampung saya itu sentra pembuat sangkar burung di Mojosongo,” kata dia saat diwawancara GenPI.co di lapaknya di Ngarsopuro Night Market, Jumat (1/3). 

Edi mengamati kebanyakan sangkar burung dibuat dari kayu dan bambu. Namun, bahan utama ini membuat sangkar cepat rusak, berjamur, mudah terkena hama hingga tidak tahan air, dan panas. Dia lalu mendapat ide membikin sangkar burung yang lebih awet dari paralon bekas yang didapatnya dari penampungan rosok. 

BACA JUGA:  Dukung UMKM Naik Kelas, Hive Five Gandeng Bank BRI

Akhirnya dia membikin sangkar burung yang diklaim antipecah, tahan air, dan lebih awet dibandingkan dari kayu pada tahun 2014 lalu. Setelah selesai dibuat, dia lalu menjualnya ke Pasar Depok yang dikenal sebagai pasar hewan di Solo. Semula orang menganggap biasa sangkar burung paralon buatannya ini.

Selama bertahun-tahun dia menjual sangkar burung buatannya dengan cara manual, yakni di pasar. Dia memproduksi sangkar burung dan akuarium dari bahan limbah paralon dan limbah akrilik transparan dengan merek Eank Solo. 

BACA JUGA:  Denny Caknan Tampil di Final Nugraha Karya Desa BRILian 2023, Total Hadiah Rp 4,35 M

Produknya mulai dikenal orang dari berbagai daerah setelah dia promosi lewat media sosial Facebook. Ketika itu Eko bergabung dengan Rumah Kreatif BUMN (RKB) di Solo yang diinisiasi Bank BRI pada tahun 2017. Dari sinilah dia belajar marketing online dan memasarkan sangkar burungnya melalui Facebook.

“Dapat pelatihan pasti (bergabung di RKB). Saya baru tahu pelatihan kewirausahaan apa, lalu dapat marketing online, ini yang paling mengena saya. Dulu saya gaptek (gagap teknologi), jualan dari mulut ke mulut, pasar ke pasar, jualan sangkar burung di Pasar Depok,” tutur dia.

Eko bercerita di RKB belajar marketing online dengan sarana media sosial mulai dari Facebook Ads, Instagram, dan marketplace. Bahkan, dia juga mendapat ilmu cara public speaking yang baik. 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya