Berita kudeta terkini : Istana Tegas, Benteng Demokrat di...

Moeldoko mengaku merasa bingung dengan tuduhan sejumlah banyak pihak yang mengatakan pertemuannya dengan sejumlah politikus Demokrat adalah untuk upaya kudeta.

Moeldoko juga merespons tudingan sejumlah orang yang mengatakan jika dirnya tak mengantongi izin Presiden Joko Widodo saat berkumpul dengan politisi Demokrat.

Takut dituduh terlibat dalam kudeta, kader Partai Demokrat mengirimkan surat yang berisi pernyataan setia kepada Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Akademisi Rocky Gerung ikut berkomentar terkait isu Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko ikut terlibat dalam gerakan kudeta Partai Demokrat.

Ketidakjelasan klarifikasi Moeldoko terkait upaya kudeta pimpinan Patai Demokrat itu dikhawatirkan  bisa membuat spekulasi di masyarakat makin liar. 

Analisis Rocky Gerung bisa bikin ngilu. Kisruh kudeta di Partai Demokrat ikut dikomentari. Kata dia, masa Jenderal kudeta Mayor?

politisi senior Yus Sudarso mengatakan, adalah hal lumrah jika beberapa tokoh di dalam partai Demokrat menginginkan perubahan dengan memilih Moeldoko.

Wajar AHY merespons cepat dan tegas, karena jika dibiarkan, tindakan makar itu bisa berjalan cepat dan sistematis.

Moeldoko menjelaskan Presiden Joko Widodo sama sekali tidak tahu mengenai isu yang saat ini sedang berkembang.

Isu kudeta di Partai Demokrat makin liar. Mantan tokoh Demokrat pun ikut bicara. Isinya nancap banget. Silakan dibaca.

Peristiwa tersebut membalikkan iklim demokrasi Myanmar yang keadaannya membaik setelah lima dekade mengalami pemerintahan militer.

Salah satunya adalah Menko Polhukam Mahfud MD yang dalam utas di Twitter-nya mengatakan kudeta di partai Demokrat bahwa itu adalah isu aneh.

Meski begitu, karena AHY telah telanjur bicara di ruang publik, maka omongannya itu harus dibuktikan. 

Ferdinand mengungkapkan, tuduhan AHY sangat berani karena sudah menyebut orang-orang tertentu dengan sebutan lingkaran dekat

Ruhut Sitompul menantang AHY untuk menyebut nama-nama orang yang dituduh melakukan gerakan untuk mendongkel kepemimpinannya di Partai Demokrat.