Belajar Anti Kemapanan dari Paku Alam X

Belajar Anti Kemapanan dari Paku Alam X - GenPI.co

Dengan penuh semangat Kanjeng Gusti yang lahir Yogyakarta, 15 Desember 1962 juga menunjukan  kami koleksi mobil-mobil tua miliknya. “Saya ini anti kemapanan. Mobil terbaru saya dibeli tahun 2005, itupun mobil dinas. Saya lebih menyukai mobil dan motor tua. Saya tidak ingin menjadi seseorang yang hedon dengan benda-benda baru dan mahal,” ucap Paku Alam X.

Rasa kagum pada sosok yang sedang bicara itu seketika menyeruak. Dengan kekuasaan dan darah biru yang beliau miliki, tentu sangat mudah baginya untuk memperoleh kemewahan layaknya pejabat daerah. Akan tetapi Sarjana Ekonomi lulusan UPN Veteran Yogyakarta itu lebih memilih mengendarai motor bebek tua merek Honda untuk aktivitasnya.

Secara kasat mata, kompleks istana Paku Alaman lebih kecil dibandingkan dengan Istana Kraton Yogyakarta. Di sebelah joglo Wiworo Kusumo Winayang Reko, ada bangunan cantik bernama Gedhong Purworetno. Meski malam hari, keindahan bangunan ini tidak pudar, bahkan makin memancar. Bentuknya seperti bangunan Belanda terbuat dari kaca warna-warni.

Pak Aji sempat berpesan, bangunan ini termasuk yang terlarang dimasuki oleh pengunjung. Namun ia  tak menjelaskan alasannya. Kami pun tak menyia-nyiakan kesempatan kesempatan berfoto di depan bangunan cantik ini.

Usai berkeliling di area depan Pura Paku Alam, kami  kembali ke komplek belakang Pura. Tak disangka, Istri KGPAA Paku Alam X, Bray Atika Purnomowati ikut menyempatkan bertemu dan menyapa kami. Saya sempat terkesima melihat wajahnya, begitu teduh dan ayu khas wanita Jawa.

Permaisuri Pura Paku Alam ini juga menyampaikan kabar gembira. Putera pertama mereka akan melangsungkan pernikahan pada bulan Januari 2019 mendatang. Tak hanya itu, secara lisan beliau juga meminta kehadiran dan dukungan kami untuk acara Royal Wedding tersebut.

Bray Atika yang juga seorang pembatik ini bahkan menunjukan kami koleksi souvenir yang ia desain dan siapkan sendiri untuk kebutuhan pernikahan putera pertamanya.  Yang bikin terkejut, saya dan rombongan dihadiahkan souvenir bros cantik berbentuk kupu-kupu hasil kreasi tangan apiknya. Subhanallah.

Sudah diajak keliling komplek Pura Pakualam X saja saya sudah sangat bersyukur. Ditambah lagi buah tangan untuk dibawa pulang, yang nilainya tentu sangat berharga.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya