Sendratari Arum Bhumi, Digelar Siang Hari Setiap Sabtu Legi

Sendratari Arum Bhumi, Digelar Siang Hari Setiap Sabtu Legi - GenPI.co
Pementasan Sendratari Sekar Pembayun di Taman kaliurang, Sabtu (26/1)

Menurut perempuan yang akrab disapa Ita ini, tak banyak orang yang mengenal Sekar Pembayun. Maka, mengangkat cerita tentang sosok Srikandi Mataram yang (nyaris) terlupakan ini, merupakan hal yang menarik. Bisa mengenang dan menghidupkan kembali cerita epik tersebut di Taman Kaliurang menjadi langkah yang penting. Apalagi dalam kemasan pariwisata yang menjadi core business Taman Kaliurang.

Sendratari ini melibatkan orang-orang yang berkompeten di bidangnya. Penulis skenario Bondan Nusantara. Sosok yang tak asing di dunia penulisan skenario ketoprak. Sutradara Agoes Kencrot. Pria dengan banyak pengalaman di dunia pentas. Para penari dan pemain, Ririn Puspitasari, Adi Karta, Fendi Prastowo, Senoaji merupakan pemain dan penari profesional.

Sendratari di alam terbuka, dipentaskan pada siang hari, merupakan hal baru di Yogya. Apalagi di dalam pementasannya, para penonton bisa berinteraksi dan terlibat dalam pementasan. Format Sendratari Sekar Pembayun pun menjadi beda. “Ini bisa dijual dengan paket menginap di hotel,” ujar seorang General Manager sebuah hotel bintang 4 yang hadir menonton edisi perdana.

Pementasan perdana Sendratari Sekar Pembayun, yang bersifat soft launching memang dihadiri penonton utama tamu undangan. Selain para pimpinan hotel, ada agen wisata, dan media. Terlihat pula para “Srikandi Mataram” masa kini. Yakni para perempuan yang menjadi kepercayaan Sultan Hamengku Buwono X, memegang jabatan penting dalam pemerintahan Daerah Istimewa Yogyakarta. Di antaranya Srie Nurkyatsiwi (kepala dinas Koperasi UMKM), Pembayun (kepala dinas Kesehatan), Retno Setijowati (sekretaris KPU DIY), Rustyawati (Kepala BPPOM DIY), Puji Astuti (kepala biro Kesra, Setda DIY), dan Rani Sjamsinari (mantan kepala dinas PU ESDM).

Konsep moving diterapkan pada episode demi episode. Episode awal, dimulai dari lapangan rumput dan panggung utama dengan latar belakang Tembok Cinta dan Pohon Kantil yang telah berusia ratusan tahun. Tembok Cinta merupakan bangunan kuno yang sudah berlumut. Untuk kepentingan sendratari ini, Tembok Cinta disulap menjadi bangunan yang eksotis dan mistis. Penonton menikmati sendratari dari area Misbah Kantil. Episode awal ini bercerita masa kecil dan remaja Pembayun.

Sendratari Arum Bhumi, Digelar Siang Hari Setiap Sabtu Legi

Episode berikutnya, panggung bergeser melalui lorong bersisi taman vertikal, melalui area pepohonan rindang, dan berakhir di sebuah bangunan Joglo. Penonton dipandu untuk turut serta mengikuti alur perjalanan Sekar Pembayun hingga akhir cerita. Mengikuti perpindahan penari, membuat penonton memiliki ikatan emosional serta penghayatan pada pertunjukan yang lebih erat. Setting panggung dengan memanfaatkan bangunan yang ada, menjadi daya tarik sendiri.

Ada brosur panduan yang dibagikan kepada penonton. Di dalamnya berisi ringkasan cerita, konsep moving performance hingga prosedur penanaman bibit pohon yang bisa diikuti penonton. Namun edukasi seperti ini belum cukup. Perlu ada announcer atau pengumuman oleh pembawa acara (MC) di awal pertunjukan yang mengingatkan kembali hal-hal penting ini. Sehingga kesiapan penonton untuk “menikmati tontonan” benar-benar terbentuk.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya