Kue Latopia Kuliner Imlek yang Masih Bertahan di Tegal

Kue Latopia Kuliner Imlek yang Masih Bertahan di Tegal - GenPI.co
Kue Latopia banyak dicari jelang Perayaan Imlek di Tegal. (ist)

Kue Latopia paling banyak dicari oleh etnis Tionghoa di daerah Tegal, Jawa Tengah, jelang perayaan Hari Raya Imlek. Latopia memiliki kulit bertekstur padat dan lebih renyah dari bakpia yang ada di Jogja. 

Pada kulit latopia ini terbuat dari tepung terigu, mentega, gula pasir, dan memiliki rongga kosong didalamnya. Pada isiannya hampir sama ada cokelat, kacang hijau, gula merah dan lain-lain.

Baca juga: Yuk, Kenali Tradisi Unik Yu Sheng Saat Imlek

Dalam bahasa Tegal kue pia disebut dengan Latopia yang sudah dicap sebagai makanan khas daerah Tegal, sama halnya dengan pindang bandeng, telur asin, tahu.  Dan kue ini banyak dijual di sentra oleh-oleh.

Kue pia yang ada di kota Tegal ini banyak diproduksi oleh warga pribumi keturunan Tionghoa sebagai salah satu kuliner warisan yang masih bertahan hingga saat ini. Sehingga kue laktopia sering disajikan sebagai perjamuan tamu yang datang.

"Setiap momen sincia saya selalu menghadirkan latopia karena di Brebes sendiri warga keturunan Cina menjadikan kue pia sama seperti kue keranjang untuk dihidangkan dimeja makan untuk disuguhkan ke tamu," uar Ami, masyarakat Brebes, Jawa Tengah keturunan Tionghoa.

Walaupun latopia diproduksi setiap harinya, namun pada saat Imlek jumlahnya meningkat. Untuk harga satu bungkus latopia saja berkisar 2.500 hingga Rp 4.000.


Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya