Mau Nonton Festival Bau Nyale, Jangan Lupa Coba Ayam Taliwang

Mau Nonton Festival Bau Nyale, Jangan Lupa Coba Ayam Taliwang - GenPI.co

Buat kalian yang ingin menyaksikan Festival Pesona Bau Nyale 2019, 17-25 Februari, di Nusa Tenggara Barat (NTB), jangan lupa untuk mencoba Ayam Taliwang. Kuliner ini sangat khas Pulau Lombok. Rasanya juga variatif. Tapi, dijamin Mak Nyuss.

Menurut Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kementerian Pariwisata Rizki Handayani, Ayam Taliwang adalah daya tarik wisata kuliner NTB.

“NTB adalah destinasi pariwisata luar biasa. Mereka memiliki segalanya. Dari atraksi hingga kuliner. Dari sekian banyak kuliner di sana, Ayam Taliwang adalah kuliner khas dengan cita rasa nikmat. Ada banyak cerita yang melatarbelakangi munculnya kuliner khas ini,” ungkap Rizki, Jumat (15/2).

Ayam Taliwang awalnya bernama Ayam Pelalah. Latar belakangnya yaitu bumbu rempah yang digunakannya. Untuk memasaknya dengan cara di bakar. Rempah bumbu yang digunakan adalah khas Suku Sasak dengan karakter rasa pedas. Berikutnya, Ayam Pelalah selalu identik dengan rasa pedas. Seiring waktu, nama Ayam Pelalah pun menggema di Lombok.

“Kenikmatan Ayam Taliwang kini tersebar ke mana-mana. Kenikmatannya memang sangat khas. Rasa pedasnya sangat kuat. Hal ini muncul dari beragam bumbu yang digunakannya,” terang Rizki yang akrab disapa Kiki tersebut.

Beberapa bumbu yang digunakan adalah bawang merah, bawang putih, garam, dan cabai. Paduan bumbu semakin istimewa dengan campuran terasi Lombok. Ayan Taliwang disajikan secara utuh. Bahan baku utamanya juga menggunakan ayam kampung muda.

“Terasi Lombok itu sangat khas. Selalu membuat masakan menjadi lebih nikmat. Dengan bahan baku terbaik, kenikmatan Ayam Taliwang semakin kuat. Ditambah nuansa alam yang luar biasa eksotis, maka NTB menjadi spot terbaik untuk menikmati kuliner ini secara utuh,” tegas Kiki lagi.

Kuliner ini dilatarbelakangi perseteruan 2 kerajaan di masa silam. Adalah, peperangan antara Kerajaan Selaparang Lombok dan Kerajaan Karangasem Bali. Pada suatu waktu, pasukan Kerajaan Taliwang didatangkan ke Lombok untuk membantu Kerajaan Selaparang.

Status pasukan Kerajaan Taliwang adalah melakukan pendekatan diplomasi dengan Raja Karangasem. Tujuannya, agar perang yang memakan biaya besar dan menelan banyak korban itu segera usai. Misi perdamaian Kerajaan Taliwang dilengkapi para pemuka agama, juru kuda, dan juru masak. Mereka memiliki tugas sesuai dengan keahliannya masing-masing.

Sebagai juru damai, pasukan Kerajaan Taliwang berdiam di suatu tempat. Lokasi itu lalu dikenal sebagai Karang Taliwang. Juru damai Kerajaan Taliwang lalu menyertakan olahan ayam dengan bumbu terbaik dalam proses negosiasi damai. Terpesona dengan kenikmatan ‘Ayam Taliwang’, Raja Karangasem lalu mengakhiri perseteruan. Mereka meninggalkan Lombok.

“Konsep diplomasi ini juga kerap dipakai hingga saat ini. Penerapannya lebih luas, termasuk di dalam bisnis. Ada banyak deal yang dilakukan dari meja makan. Dan, prodak perdamaian Ayam Taliwang ini masih bisa dinikmati. Ayam Taliwang ini tentu menjadi warisan berharga,” tegas Kiki lagi.

Mengikuti perkembangan, penyajian Ayam Taliwang pun lebih berwarna. Ayam Taliwang punya tandem berupa Plecing Kangkung. Kuliner tersebut memiliki bahan baku kangkung, cabai rawit, tomat, garam, jeruk limau, dan tentu saja terasi Lombok.


Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya