#30 Character-Centric Company

#30 Character-Centric Company - GenPI.co
Menpar Arief Yahya

Setiap CEO Message saya upayakan agar senantiasa kontekstual. Apa yang dilakukan, saya tuliskan, dan apa yang dituliskan, saya lakukan. Karena sekarang kita berada di tengah bulan suci Ramadhan, maka saya akan membahas spiritualitas dalam kita bekerja dan berkarya.

Point besarnya adalah bahwa pada akhirnya semua yang kita lakukan adalah sebagai ibadah kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Sebagai orang yang beragama, kita yakini bahwa akhir dari apa yang kita lakukan adalah ibadah. Bekerja untuk dan atas nama Tuhan. Kalau sudah mencapai derajat tersebut, maka dampaknya adalah adanya integritas yang tinggi karena seluruh aktivitas kita merupakan ibadah kita.

Namun untuk mencapai tingkatan tersebut tidaklah mudah. Saya terlebih dahulu ingin membawa pada tataran di bawahnya yakni bekerja untuk bangsa dan negara. Kita dipacu untuk senantiasa bekerja dan beraktivitas sebagai bagian dari bakti kita kepada negara. Kelak, bila telah mampu, maka kita akan meningkat ke level tertinggi, bekerja untuk dan atas nama Tuhan yang berarti bernilai ibadah.

Saya telah berkali-kali menyampaikan bahwa spirit itu lebih hebat dari strategi. Spirit berkaitan dengan hati dan character, sedangkan strategi berkaitan dengan competence. Kenyataan menunjukkan bahwa hati dan character memberikan pengaruh yang sangat besar pada sebuah kesuksesan.

John Kotter dalam bukunya Heart of Change menyebutkan “70% transformasi yang pernah dilakukan ternyata gagal karena hanya menggunakan kepala (head) tanpa hati (heart). Menurutnya, pemimpin yang berhasil dalam melakukan transformasi adalah mereka yang melibatkan aspek hati.

Sementara itu  Roosevelt menyatakan, “Character is the foundation for all true success”. Character itu merupakan fondasi dari keberhasilan yang sejati. Character berpengaruh terhadap kesuksesan setiap individu, keluarga, organisasi, komunitas, dan negara. Kesuksesannya tergantung pada kesuksesan hubungan yang dibangun dengan orang atau organisasi lain, dan hal tersebut dimulai dengan character.

Character yang luhur akan menghasilkan individu-individu yang berpikir positif (positive thinking). Individu demikian mampu melihat sesuatu yang tidak tampak (“sees the invisible”), merasakan sesuatu yang tidak nyata (“feels the intangible”), dan mencapai sesuatu yang tidak mungkin (“achieves the imposible”). Individu yang berpikir positif senantiasa melihat orang lain dengan pandangan mata lebah. Ia melihat bahwa dalam setiap keberhasilannya selalu ada kontribusi orang lain.

Bila hal tersebut terjadi pada seluruh individu di Kemenpar, maka dampaknya akan sangat luar biasa.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News