GenPI.co - Kasus kekerasan dalam rumah tangga di Kota Yogyakarta dua tahun terakhir meningkat. Petugas menemukan penyebabnya karena karakter pelaku, faktor ekonomi, dan orang lain.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan KB Kota Yogyakarta Edy Muhammad mengatakan terdapat 139 kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) di Kota Yogyakarta pada 2019.
BACA JUGA : Buntut KDRT dengan Ratu Rizky, Alfath Fathier 'Didepak' Persija
Kemudian jumlahnya meningkat menjadi 145 kasus pada 2020, dengan 39 kasus di antaranya menimpa anak.
Edy mengungkapkan pada Mei 2021 ini juga menunjukkan kenaikan kasus bila dibanding bulan sebelumnya.
“Terdapat tiga faktor utama yang disebut menjadi penyebab terjadinya kekerasan yaitu karakter pelaku, faktor ekonomi, dan orang lain,” katanya di Yogyakarta pada Rabu (5/5).
Edy berharap KDRT di Kota Yogyakarta ini tidak menjadi fenomena gunung es.
"Temuan kasus tahun ini diharap bisa menunjukkan volume yang sebenarnya terjadi di lapangan," ucapnya.
Menurut Edy, untuk kasus kekerasan pada anak selama masa pandemi Covid-19 juga terjadi pergeseran yakni banyak dilakukan oleh anggota keluarga terdekat dari sebelumnya terjadi di sekolah.
“Kemungkinan karena setiap hari seluruh anggota keluarga bertemu, begitu ada masalah terjadi maka sasarannya anak. Paling banyak kekerasan psikis,” ujarnya.
Edy juga mengungkapkan pada masa pandemi tingkat perceraian juga cukup banyak yakni sekitar 600 kasus selama 2020.
Edy mengatakan untuk menekan kasus kekerasan ini pihaknya mengaktifkan kembali Mitra Keluarga yang ada di kelurahan.
BACA JUGA : Jadi Sorotan karena Dituduh KDRT, Ini Respons Alfath Fathier
Mitra Keluarga bertugas melakukan sosialisasi dan edukasi terkait peran keluarga yang baik dan tidak mengutamakan kekerasan untuk menyelesaikan masalah.
"Jika sudah terjadi kekerasan, maka bisa menghubungi kami atau ke Satgas Sigrak (Siap Gerak Atasi Kekerasan) di wilayah," ucap Edy. (ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News