Jokowi Perintahkan Kapolri Sikat Habis Preman di Tanjung Priok

10 Juni 2021 20:30

GenPI.co - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendadak telepon langsung Kapolri Jenderal Listyo Sigit. Jokowi meminta Kapolri sikat habis premanisme dan pungli (pungutan liar) di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara.

"Pak Kapolri, saya ini saya di Tanjung Priok, banyak keluhan dari para driver kontainer yang berkaitan dengan pungutan liar," kata Jokowi yang langsung berbicara dengan Kapolri via telepon, Kamis (10/6).

"Siap Pak Presiden," jawab Kapolri.

BACA JUGA:  Pengamat: Jokowi Tidak Mungkin 3 Periode

"Yang kedua, juga kalau pas macet itu banyak 'driver' yang dipalak preman-preman. Keluhan-keluhan ini tolong bisa diselesaikan. Itu saja Kapolri," ujar Presiden.

"Siap Bapak," jawab Kapolri.

BACA JUGA:  Pleidoi Habib Rizieq, Nama Diaz Hendropriyono Terseret

Agung Kurniawan, seorang sopir kontainer menceritakan kepada Jokowi soal kriminalitas yang terjadi di pelabuhan.

"Pada saat macet, kawan-kawan ini diambillah barangnya, kalau di Tanjung Priok ini disebutnya asmoron Pak, ketika macet ambil barang dari kendaraan secara diam-diam, ada juga kalau terorganisir preman-premannya di daerah rawan naik ke atas mobil," kata Agung.

BACA JUGA:  Mahfud MD Blak-blakan Sudah Direstui Jokowi, Wow Ternyata...

"Kan ini kontainer, jadi barang yang diambil dari mana?" tanya Presiden.

Agung mengaku barang kendaraan yang dimaksud adalah ban, aki, terkadang kadang juga barang milik pribadi, seperti handphone serta uang.

Sopir kontainer mengaku jika kondisi macet ada orang yang tiba-tiba menaiki mobil dan membawa celurit serta menodong sopir.

"Kalau berani naik ke mobil, ditodong, diminta barang-barang kita, handphone, dompet, uang jalan habis yang sering teman-teman dari luar kota," ungkap Agung.

Dia mengaku dari dulu masyarakat sekitar tidak ada yang berani menolong, walaupun dalam keadaan ramai.

Mendengar keluhan tersebut, Jokowi kembali menanyakan apakah hingga saat ini masih terjadi aksi penodongan tersebut.

"Masih Pak, tapi tidak seperti dulu, sudah terminimalisir, sekarang sudah saling kenal, ayo kita tolong bareng-bareng," ungkap Agung.

"Lalu pungutan Depo Fortune, NPCT 1, sama Depo Dwipa bener gak?" tanya Presiden.

"Benar Pak. (Mereka) itu meminta imbalan lah, kalau nggak dikasih kadang diperlambat. Itu memang benar-benar, seperti Fortune, Dwipa, hampir semua depo rata-rata," jawab sopir bernama Abdul Hakim.

"Siapa yang pungli?" tanya Presiden. "Dari karyawan," jawab Hakim. (ANT)

 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Cahaya

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co