Suara Lantang Ade Armando: BPOM Sedang Menzalimi Rakyat...

08 Agustus 2021 15:20

GenPI.co - Akademisi Universitas Indonesia (UI) Ade Armando blak-blakan meminta kepada Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk tidak menghambat peredaran obat cacing Ivermectin.

Pernyataan tersebut diungkapkan oleh Ade Armando melalui akun media sosial Twitter miliknya.

Ade Armando mengungkapkan, bahwa tujuannya agar penggunaannya dapat melindungi orang yang belum mendapatkan vaksin covid-19.

BACA JUGA:  Geprek Jahe Campur Daun Pandan Khasiatnya Dahsyat, Siap Goyang

"Dengan menghambat ivermectin Badan POM sebenarnya sedang menzalimi rakyat Indonesia," jelas Ade Armando dikutip GenPI.co, Sabtu (7/8).

Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia itu menilai, sampai saat ini yang sudah divaksinasi lengkap dua kali hanyalah lima persen rakyat Indonesia.

BACA JUGA:  Air Rebusan Daun Jarak Khasiatnya Dahsyat, Wanita Bisa Terbelalak

Berarti yang belum vaksinasi mencapai 95 persen rakyat tidak terlindungi.

"Badan POM dan pendukungnya bisa saja bilang karena itu rakyat tidak usah keluar rumah sebelum giliran divaksin, argumen semacam itu hanya relevan kalau mayoritas seluruh rakyat Indonesia bekerja di sektor formal," jelas Ade Armando.

BACA JUGA:  Masinton Tegas Bantah Pengakuan Ruhut Sitompul, PDIP Makin Panas

"Masalahnya, mayoritas orang miskin harus keluar rumah mencari nafkah bila mereka dipaksa tinggal di dalam rumah mereka mungkin akan mati," lanjutnya.

Selain itu, begitu juga dengan saran jika terkena covid-19 harus isolasi mandiri.

Menurut Ade Armando, saran ini pun tidak relevan bagi seluruh rakyat Indonesia miskin yang tinggal di rumah sempit berhimpitan.

"Karena itu rakyat Indonesia butuh perlindungan ekstra, Ivermectin akan melakukan perlindungan sebelum masyarakat memperoleh vaksinasi," ungkapnya.

Tak hanya itu, Ade Armando juga menyoroti imbauan BPOM yang menyatakan bahwa Ivermectin bisa dibeli selama dengan resep dokter.

"Ini juga menjadi masalah karena banyak dokter yang menolak memberi resep Ivermectim, dan berhubungan dengan dokter untuk sekadar memperoleh resep pun bukan menjadi bagian tradisi rakyat kecil," jelasnya.

Apalagi, masyarakat yang menghubungi dokter dengan aplikasi semacam Halodoc, hanya masyarakat menengah ke atas.

Rakyat kecil diungkapkannya akan mengalami kesulitan memperoleh Ivermectim dan mereka akan menjadi korban yang paling rentan.

"Karena itu wahai tuan tuan dan nyonya nyonya Badan POM dukunglah penggunaan Ivermectin, jangan terus menyuarakan Ivermectin adalah sekedar obat cacing, janganlah menyegel pabrik produsen Ivermectin hanya karena alasan administratif," beber Ade Armando.

"Bantulah agar obat Ivermectin dapat diperoleh dengan mudah di semua tempat, dukunglah distributor informasi agar rakyat memilih menggunakan Ivermectin bisa memperolehnya dengan mudah dan murah tidak usah dipersulit memperoleh Ivermectin dengan mensyaratkan resep dokter untuk memperolehnya," sambungnya.

Ade Armando menilai, Badan POM menjelaskan kepada masyarakat bahwa Penggunaan informasi harus dengan dilakukan dengan secara terbatas dan berhati-hati kampanyekan penjelasan itu melalui media.

"Badan POM sekarang punya dua pilihan, bersikap kaku dan membiarkan jutaan rakyat Indonesia menjadi korban atau bersikap bijaksana dan mendukung penggunaan obat ajaib yang mudah-mudahan memang bisa membantu pemenangan perang kita atas Covid-19," pungkasnya.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Tommy Ardyan

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co