GenPI.co - Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam Ekosistem Wiratno menciptakan kebijakan menjalin mitra bersama masyarakat petani untuk menjaga hutan.
Kelompok masyarakat diberi akses mengelola sebagian lahan konservasi dalam jangka waktu lima tahun.
Mereka yang mengelola lahan diberi kewajiban menjaga kawasan konservasi dari perambahan baru, perburuan liar, pembakaran lahan, dan berbagai perusakan hutan.
“Apabila hutan memberikan manfaat secara nyata bagi kehidupan dan penghidupan masyarakat setempat, mereka pasti akan menjaganya, sebagaimana hutan diperlakukan sebagai ‘ibu’ dan ‘keluarga’ yang dihormati dan sayangi,” ungkap Wiratno, Jumat (21/1).
Direktorat yang dia pimpin dipercaya mengelola 27,14 hektare wilayah konservasi.
Area itu merupakan rumah bagi keanekaragaman hayati, habitat satwa liar, potensi panas bumi, sumber air, healing forest yang luar biasa, hingga penyeimbang siklus.
Program yang Wiratno jalankan mendapatkan banyak respons dari masyarakat.
Sebab, wilayah konservasi dikelilingi 6.747 desa penyangga dan masyarakat hukum adat dengan 16 juta jiwa.
Kehidupan mereka bergantung pada kesehatan kawasan konservasi tersebut.
Kawasan konservasi yang hampir seluas Britania Raya itu harus dikelola bersama sehingga masyarakat merasakan manfaatnya tanpa meninggalkan prinsip kelestarian lingkungan hidup.
Sejak 2018 sampai dengan Oktober 2021, tercapai kawasan seluas 176.588 hektare yang tersebar di 57 UPT, 69 kawasan konservasi, di 260 desa, 246 mitra, dan 1.261 kepala keluarga yang terlibat.
“Berbagai respons masyarakat yang positif terhadap program ini, terutama masyarakat merasa dimanusiakan oleh pemerintah,” jelas Wiratno.
Masyarakat diperlakukan secara manusiawi dengan cara diajak duduk bersama, komunikasi, dan dialog untuk mencari solusi dari persoalan nyata.
Program ini diperkuat dengan terbitnya Perdirjen No. 6/2018 tentang Kemitraan Konservasi. Prinsip memanusiakan manusia ini merupakan prinsip pertama dari arahan Dirjen KSDAE tentang Sepuluh Cara (Baru) Mengelola Kawasan Konservasi.
Program yang dijalankan Wiratno diapresiasi Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar.
Siti Nurbaya melihat pengelolaan kawasan konservasi bukan hal yang mudah.
Menurut Siti Nurbaya, Wiratno adalah sosok yang mampu membina seluruh personelnya.
“Konservasi dalam konsep hutan adalah paling rentan, paling harus dijaga, paling harus pas mengelolanya antara kebutuhan alam dan kebutuhan manusia,” ungkap Siti. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News