GenPI.co - Unggahan berisi narasi marbut dikeroyok hingga tewas karena membangunkan sahur menggunakan toa beredar di Facebook.
Dalam narasi itu disebutkan sekelompok warga melakukan pengeroyokan terhadap marbut karena tidak terima.
Namun, narasi yang diunggah di akun Facebook ternyata tidak benar alias hoaks.
Dilansir dari laman Kominfo, Kamis (21/4), memang ada pengeroyokan terhadap marbut.
Peristiwa itu menimpa marbut masjid di Palembang, Sumatera Selatan, pada Mei 2022.
Warga mengeroyok marbut karena tidak suka dengan cara korban membangunkan sabur menggunakan pengeras suara.
Akan tetapi, marbut yang dikeroyok warga tidak meninggal dunia. Dia mengalami luka di kelapa.
Foto thumbnail yang digunakan untuk mendukung narasi dalam unggahan di akun Facebook juga salah.
Berdasarkan hasil penelusuran, foto itu adalah foto jenazah warga Sumenep, Lampung Timur.
Dia meninggal dunia saat salat sunah di Masjid Pringsewu, Lampung, pada 3 Desember 2021.
Dengan demikian, narasi yang menyebut marbut dikeroyok hingga tewas karena membangunkan sahur menggunakan toa beredar di Facebook masuk kategori disinformasi. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News