GenPI.co - Direktur Rumah Politik Indonesia Fernando EMaS menyoroti kebijakan baru Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang akhirnya membuka kembali keran ekspor minyak goreng.
Fernando mengatakan pada saat kebijakan larangan ekspor minyak goreng dikeluarkan, Jokowi tampaknya sangat mempertimbangkan harga dan ketersedian dalam negerinya dahulu.
Namun, Fernando menyebut harga minyak goreng belum turun secara signifikan usai kebijakan itu diambil.
"Ya, dampaknya belum terlalu terasa," ungkap Fernando kepada GenPI.co, Jumat (20/5).
Oleh karena itu, Fernando meyakini dibukanya kembali ekspor minyak goreng juga tidak akan memengaruhi harga dan ketersediaannya di dalam negeri.
Dia mengatakan alasan harga minyak goreng melambung tinggi memang ulah mafia.
Fernando mengatakan dengan ditangkapnya sejumlah mafia minyak goreng, harga bahan pokok itu diharapkan bisa segera turun secara signifikan.
"Kebijakan larangan ekspor minyak goreng menjadi buah simalakama bagi pemerintahan Jokowi," tuturnya.
Sebab, Fernando menyebut akibat adanya larangan ekspor minyak goreng, harga sawit malah menjadi turun drastis.
"Akibatnya, petani kelapa sawit mengalami penurunan pendapatan," ucap Fernando.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News