GenPI.co - Fotografer lepas di Monumen Nasional (Monas) Saerudin Ahmad mengaku semakin kesulitan saat bekerja.
Dirinya merasa tidak bebas lagi bekerja di Monas lantaran sering diusir para petugas yang sudah makin banyak.
“Sekarang saya dan teman-teman sudah enggak bebas lagi bekerja. Harus diam-diam supaya enggak ketahuan seorang fotografer,” ujar Saerudin di Monas, Minggu (10/7).
Pria yang sudah bekerja sebagai juru foto di Monas selama 25 tahun tersebut juga mengaku sedih dan tidak berdaya.
“Kami sudah berkali-kali mencoba mau menghadap atasannya, tapi di bawah ini jelek-jelekin petugas,” tuturnya.
Menurutnya, pekerjaan menjadi juru foto di Monas sangat mengasyikan. Sebab, dia bisa bertemu dengan banyak orang dengan beragam profesi.
“Harganya per foto Rp 20 ribu dengan ukuran 5R langsung kami print di sini,” ucapnya.
Saerudin menilai Monas saat ini semakin baik, mulai dari segi kebersihan hingga keamanannya.
Akan tetapi, hal tersebut justru menghilangkan pekerjaannya sebagai fotografer.
“Setelah pandemi tempatnya makin bagus, tetapi setelah 2,5 tahun tidak ke sini karena pandemi justru makin susah buat kerja,” pungkas Saerudin. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News