Anies Baswedan Meraup Simpati, Jika Pendukungnya Menebar Ini...

25 Januari 2020 13:10

GenPI.co - Pengamat politik Adi Prayitno tidak heran melihat pro-kontra menyangkut beragam kebijakan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di media sosial, belakangan ini.

Adi Prayitno membeberkan, bahwa keterbelahan di tengah masyarakat, terutama di DKI Jakarta, merupakan sisa situasi politik Pilkada 2017 lalu. 

BACA JUGAJurus Pertahanan Menhan Prabowo Cool, Negara Adikuasa Terkesima

Sementara fakta lain, ada keinginan pihak tertentu mendorong Anies maju sebagai calon presiden di Pilpres 2024.

"Sebelumnya masyarakat sudah terbelah antara yang pro dan kontra terhadap Anies. Tinggal kuat-kuatan narasi politik saja," ungkap Adi kepada jpnn.com, Sabtu (25/1).

BACA JUGA: Aktris Faye Nicole Hanya Diam, CCTV Jadi Bukti Kencan Narapidana

Adi Prayitno menuturkan, bahwa jika yang lebih kuat narasi opini kubu Anies, maka akan sangat menguntungkan bagi mantan menteri pendidikan dan kebudayaan itu melaju menuju Pilpres 2024 nantinya.

Sementara jika narasi opini penentang Anies yang lebih kuat, maka daya rusaknya mampu mengubur peluang mantan Rektor Paramadina itu mengikuti jejak Presiden Joko Widodo.

BACA JUGA: Layani Kencan Narapidana, Aktris Faye Nicole Lemas Diperiksa KPK

"Misalnya, yang dikritik itu Anies nyaris terlihat enggak punya program menangani banjir. Tetapi pembelanya membangun satu narasi politik yang cukup kuat, 'Anies sudah banyak melakukan terobosan, tetapi diserang dari berbagai penjuru'. Nah, dengan narasi ini kan bisa saja menimbulkan simpati ke Anies," ungkapnya.

BACA JUGA: Honorer K2 Siap-siap Jantungan, Ini 3 Opsi Penyelesaiannya

Menurut dosen di Universitas Islam Negeri Syarief Hidayatullah Jakarta ini, bahwa kritikan yang diarahkan ke Anies cenderung tidak disertai bukti. 

Malah dengan narasi-narasi yang dapat menguntungkan Anies.

BACA JUGA: Jet Rafale Prancis vs Shukoi-35 Rusia, Menhan Prabowo Pilih Ini..

"Jadi ada penggiringan opini, seolah-olah diserang dari berbagai penjuru tanah air. Apa pun yang dilakukan Anies itu salah. Kemudian, seolah-olah Anies itu dizolimi. Akibatnya, hal-hal yang sifatnya substantif tak lagi menjadi perdebatan. Hal yang menjadi perdebatan itu justru pro-kontra nya. Itu yang kemudian menjadi renyah di ruang publik," jelas Adi.

Menurut Adi, kondisi yang ada tersebut membuat perdebatan soal banjir lebih banyak membandingkan Anies dengan gubernur sebelumnya. 

Jadi, tidak lagi menyoroti mekanisme penanganan yang harus segera diambil.

"Misalnya mereka bilang, sama saja itu Ahok, Jokowi, banjir-banjir juga," pungkas Adi.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Tommy Ardyan

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co