GenPI.co - Para penonton Panembahan Reso berdiri sembari bertepuk tangan setelah pertunjukan di Ciputra Artpreneur, Jakarta, Sabtu (25/1) berakhir.
Tepuk tangan makin membahana saat para pemeran dalam Panembahan Reso muncul ke tengah panggung.
BACA JUGA: Pementasan Panembahan Reso Bikin Macella Zalianty Jadi Nostalgia
Mereka muncul per kelompok untuk menyapa dan menyampaikan terima kasih kepada para penonton.
Caranya beragam. Ada yang mengacungkan jempol kepada penonton. Ada yang melambaikan tangan.
Ada juga yang berekspresi dengan penuh gaya. Setelah itu mereka membungkuk sebagai bentuk terima kasih kepada penonton.
Para penonton pun terus bertepuk tangan ketika pemain-pemain Panembahan Reso membungkuk.
Rasa puas memenuhi dada mereka. Penantian panjang untuk menyaksikan drama teater berkualitas jempolan mencapai klimaks pada Sabtu malam.
Pertunjukan tadi malam tidak hanya memuaskan para penonton yang baru kali pertama menyaksikan, tetapi juga yang sudah pernah menonton.
Salah satu yang pernah menonton Panembahan Reso pada 1986 adalah Susilo Adi Negoro.
Pria 62 tahun itu merupakan saksi hidup pementasan edisi perdana Panembahan Reso di Istora Senayan, Jakarta, pada 1986 silam.
"Dulu delapan jam pertunjukan, saat ini cuma tiga jam. Tentunya tidak melelahkan dan pesan cukup tersampaikan kepada penonton," ucap Susilo.
Dia mengaku sangat terhibur dengan pertunjukan kali ini. Menurut Susilo, Panembahan Reso yang dipentaskan pada 1986 dan 2020 sama-sama memuaskan.
“Apalagi kini dikemas lebih menarik pastinya mempertimbangan untuk menarik generasi milenial," ujarnya
Susilo juga mengaku sangat senang karena banyak anak muda yang menyaksikan pertunjukan tadi malam.
BACA JUGA: Jelang Pentas Panembahan Reso, Para Pemain Satukan Energi Penuh
"Banyak anak muda yang menonton sangat menggairahkan dunia teater. Tentunya ekosistem tersebut harus terus ditumbuhkan," tutur Susilo. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News