Wajahku Pucat Mendengar Tangisan dari Toilet Gedung Tua Itu...

31 Januari 2020 20:00

GenPI.co - Kriiiiiinnggg... Kriiiiiiinggggg... 

Suara telepon seluler saya berbunyi pada kamis tengah malam. 

Waktu itu sedang tertidur pulas, karena lelah setelah aktivitas.

BACA JUGA: Menhan Prabowo Bahas Kontrak Sukhoi-35 Rusia, Amerika Ketar-ketir

Ternyata teman saya Kiki meminta pertolongan. 

Sebab, motor vespa tuanya pecah ban di area perkantoran di Jakarta.

Saya pun lekas membongkar ban vespa yang saya miliki. 

Lalu tancap gas ke lokasi dengan mengandalkan google maps.

30 menit perjalanan saya tempuh dari rumah yang berada di ujung ibu kota, menuju pusat perkantoran di bilangan Jakarta Selatan.

Ibu kota malam hari cukup lengang sekali, memacu kendaraan dengan kecepatan tinggi pun terasa sangat asik.

Tenyata teman saya berada di depan gedung kesehatan yang menjulang tinggi. 

Bangunannya tampak sudah tua dan gelap, mungkin karena sudah malam tidak ada aktivitas lagi.

Saya pun bergegas mengganti ban vespa teman yang pecah. 

Malam itu terasa dingin sekali, lantaran sorenya Jakarta abis diguyur hujan.

Kondisi dingin sangat mengganggu saya. Sebab, membuat perut ini terasa mulas.

Mencoba terus bertahan, tapi sudah tidak kuat lagi.

Saya memutuskan menghampiri pos satpam gedung. 

Tujuan numpang ke toilet, karena ingin buang air besar.

Duh ternyata di pos itu tidak ada toilet, adanya di dalam gedung. 

Sempat ragu, karena gedungnya cukup gelap.

Tapi dari pada mulas itu tak tertahan dan menahan malu nantinya. 

Dengan keberanian memutuskan untuk menuju toilet tersebut.

Langkah demi langkah saya berjalan dengan diringi hembusan angin malam.  

Sampailah di depan pintu masuk gedung.

Hanya ada sedikit penerangan saja, cukup gelap gedung itu. 

Memasuki gedung sangat sunyi sekali, tidak ada aktivitas apapun.

Kata pak satpam toilet ada dipojok belakang.

"Masuk belok kiri lurus ketemu tangga darurat, maju lagi, ada di sebelah kanan," jelasnya.

Saya pun menuju ke sana, tidak lagi berpikir aneh-aneh. 

Saat melihat tangga darurat bulu kuduk terasa berdiri.

Suasana di sana sangat gelap dan seram bagi saya. 

Tetapi kondisi toilet di dekatnya terang benderang.

Ada tiga pintu toilet semua kosong, saya memutuskan memakai paling pinggir.

Lega rasa melepaskan beban diperut. 

Tetapi ditengah perjuangan, ada suara aneh dari toliet sebelah.

Yaitu bunyi keran air tiba-tiba mengucur. 

Kondisi itu membuat saya langsung mengeluarkan keringat dingin.

Apalagi berbunyi tidak hanya sekali, tetapi beberapa kali.

Nahasnya perut ini masih mulas nggak karuan. 

Ingin menjerit siapa yang mendengar, ingin berlari tapi perjuangan belum selesai.

Malam itu bertambah tegang bagi saya. 

Lantaran mulai ada suara tangisan seorang perempuan.

Keringat semakin mengucur dan rasa takut sangat luar biasa waktu itu. 

Saya pun bergegas bersih-bersih dan ingin meninggalkan tempat itu.

Malam semakin mencekam, apalagi lampu seperti meredup di toilet yang tadinya terang benderang. 

Setelah bersih saya ambil langkah seribu sambil merapihkan celana.

Ketakutan luar biasa membuat celana dalam saya belum terpasang dan masih berada di paha.

Sementara celana panjang sudah terpakai rapih. 

Namanya ketakutan membuat lupa semua. 

Sampai di parkiran saya tidak mau bercerita, hanya membetulkan celana dalam dan lanjut membongkar vespa.

15 menit kemudian selesai dan langsung bergegas pulang. 

Pada perjalanan saya baru menceritakan itu semua kepada teman saya.

Bukannya takut, malah membuat teman saya tertawa. 

Sebenarnya ini adalah kisah nyata di awal tahun 2020.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co