Luar Biasa... Presiden Soeharto Paling Disukai, Jokowi Nomor Dua

24 Februari 2020 03:15

GenPI.co - Mengejutkan, ternyata Presiden Kedua RI Soeharto merupakan kepala negara yang paling disukai masyarakat saat ini. 

Bahkan, Soeharto mengalahkan Presiden RI Joko Widodo dalam hal kesukaan.

BACA JUGA: Alhamdulillah... Penyanyi Yuni Shara Segera Menikah

Hal tersebut diungkapkan oleh Lembaga Survei Indobarometer yang merilis hasil risetnya.

"Dalam sejarah Republik Indonesia sampai dengan saat ini, dari sebanyak tujuh nama presiden, Soeharto yang paling disukai," ungkap Direktur Eksekutif Indobarometer M Qodari.

BACA JUGA: Pemerintah Tak Mengurus Honorer Non-Kategori, Ini Kata Kepala BKN

Qodari membeberkan hal itu saat merilis survei bertajuk "Road To Capres dan Parpol 2024" di Hotel Atlet Century, Jakarta, Minggu (23/2).

Di mana survei yang merekam pendapat publik mengenai presiden yang paling disukai itu, dilaksanakan sejak 9-15 Januari 2020.

BACA JUGA: Meggy Wulandari Gugat Cerai Kiwil, Istri Pertama Bilang Begini...

Hasilnya, Soeharto menjadi presiden paling disukai (23,8 persen), disusul Jokowi (23,4 persen), Soekarno (23,3 persen), Susilo Bambang Yudhoyono (14,4 persen), BJ Habibie (8,3 persen), Gus Dur (5,5 persen) dan terakhir Megawati Soekarnoputri (1,2 persen).

BACA JUGA: Tandingi Amerika, 3 Negara Eropa Bikin Jet Tempur Supercanggih

Menurut Qodari, Soeharto disukai karena pemerintahannya dinilai berhasil dalam sektor publik. 

Contohnya di bidang pendidikan, rezim Orde Baru membangun SD Inpres di seantero negeri.

BACA JUGABaper Tingkat Dewa, 3 Zodiak Ini Paling Mudah Kecewa

Sementara itu, di bidang kesehatan, Soeharto membangun puskesmas serta membangun perumahan rakyat di seluruh Indonesia. 

Selain itu, Soeharto juga dianggap mampu menjaga stabilitas harga pangan.

BACA JUGA: Virus Corona: WHO Mulai Kewalahan, Desak Semua Negara Bertindak

"Dia juga relatif bisa menjaga ketersediaan dan stabilitas harga bahan pokok," ungkap Qodari.

Qodari melanjutkan, Soeharto juga dianggap berjasa membangun infrastruktur dasar seperti jalan, jembatan dan lain-lain. 

Namun, kelemahan Soeharto adalah minimnya demokrasi alias cenderung otoriter.

"Hanya saja kekurangannya adalah minimnya kebebasan dan demokrasi," jelas Qodari.

Kendati demikian, menurut Qodari bahwa kesukaan publik terhadap Soeharto cenderung menurun dari tahun ke tahun. 

Kesukaan pada Soeharto misalnya turun signifikan dari 36,5 persen pada 2011 menjadi 23,8 persen pada 2020.

Qodari menjelaskan, angka itu didapat dari pertanyaan tertutup (tidak ada pilihan) kepada sebanyak 1.200 responden di seluruh Indonesia. 

Sementara, margin of error sekitar 2,83 persen, pada tingkat kepercayaan 95 persen. 

Responden adalah mereka warga yang minimal berusia 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah pada saat survei dilakukan.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Tommy Ardyan

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co