10 Tradisi Unik Menyambut Natal di Indonesia

14 Desember 2018 15:40

Jelang persiapan natal yang akan dirayakan seluruh umat nasrani di dunia, segala tradisi unik serta kepercayaan pun beragam dan masih sangat melekat di Indonesia.

Nah, berikut ini GenPI.co telah merangkum perayaan tradisi yang biasanya dilakukan di beberapa daerah Indonesia dalam menyambut hari Natal, seperti dilansir berbagai sumber :

Rabo-rabo (Jakarta)

Tradisi ini dilakukan salah satu daerah di Jakarta, tepatnya warga Kampung Tugu di kawasan Cilincing. Rabo-rabo merupakan sebuah tradisi mengunjungi kerabat atau saudara saat Natal, yang biasa dilakukan bangsa Portugal. Nampaknya, sebagian besar kampung ini dihuni oleh keturunan bangsa Portugal. Berkunjung dari rumah kerumah dengan cara menari dan diiringi musik, warga yang dikunjungi pun harus ikut rombongan yang menari, Tak heran kampun Tugu ini sangat ramai ketika perayaan Natal menjelang. Pada puncak acara dari tradisi ini adalah mandi bedak bersama dengan mencorat- coret wajah dengan bedak warna- warni. Acara corat coret ini merupakan simbol dari penebusan dosa dan saling meminta maaf satu sama lain menjelang pergantian tahun.

Marbinda (Sumatera Utara )

Tradisi ini hampir sama dengan perayaan Idul Adha bagi kalangan umat Muslim, dengan cara mengurbankan sejumlah hewan kurban. Dengan mengumpulkan iuran yang ada, nantinya setelah hewan kurban di potong, dagingnya akan dibagikan pada warga yang ikut berpartisipasi pada saat Natal untuk meningkatkan rasa kebersamaan.

Meriam Bambu (Flores)

Bersiaplah terkejut mendengar suara dentuman-dentuman saat berkunjung ke Flores dibulan Desember. Pada awalnya meriam bambu sebenarnya menandakan bahwa ada orang yang meninggal dunia. Karena jarak antar kampung yang cukup jauh dan sulitnya medan perjalanan, maka warga menggunakan meriam bambu untuk meemberitakan kabar. Namun kini Tradisi meriam bambu ini menjadi ungkapan kegembiraan atas kelahiran Yesus Kristus.

Wayang Kulit (Yogyakarta)

Di Yogyakarta, perayaan natal selalu dibumbui dengan budaya setempat. Pemimpin Pastor atau pendeta di gereja akan menggunakan Bahasa Jawa kromo inggil dan pakaian khas Yogyakarta seperti beskap dan blangkon. Menariknya, pementasan drama “Kelahiran Yesus Kristus” dilakoni dengan tradisi wayang kulit.

Kunci Taon (Manado)

Menado punya cara unik tersendiri merayakan natal, Tradisi Taon Kunci adalah tradisi parade dengan berjalan mengelilingi kampung dengan menggunakan kostum unik untuk menghibur penonton.tak hanya menggunakan kostum, para warga juga akan membersihkan area pemakaman serta menghiasnya dengan bunga segar pada puncak perayaan natal.

Lovely December (Toraja)

Festival budaya dan pariwisata “Lovely December” yang masuk dalam Calender Of Event Kementrian Pariwisata ini, merupakan acara tahunan yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah Toraja dalam menyambut Natal dan tahun baru. acara ini dibuka dengan pemotongan kerbau. Walau pun acara ini dalam rangka perayaan natal, Tentu festival ini tidak ditujukan untuk pemeluk agama Kristen saja, namun untuk masyarakat umum.

Ngejot dan Penjor (Bali)

Perayaan Natal di Bali hampir tidak ada bedanya dengan perayaan Galungan bagi umat Hindu. Saat perayaan natal umat kristiani akan memasak makanan khas bali. Tradisi Ngejot, adalah memberikan bingkisan makanan khas Bali seperti lawar dan sate babi, kepada tetangganya yang beragama Hindu. Tak heran rasa toleransi umar beragama di Bali patut dikagumi. selain Ngejot. Saat menjelang perayaan natal umat kristiani di bali memasang penjong didepan rumah, Penjor merupakan hiasan janur pada batang bambu yang menjadi kelengkapan agama dan upacara adat masyarakat Bali. Menariknya, saat perayaan nataldihari puncak masyarakat bali tetap mengunakan pakaian adat Bali.

Sirine dan Lonceng (Ambon)

Hampir sama dengan di Menado,di Ambon pada awal desember sudah sibuk mempersiapkan natal. selain memasang pohon natal pada setiap sisi rumah , restoran, toko yang dimiliki. Warga Ambon akan datang mengunjungi rumah kerumah bersama rekannya si Piet Hitam, yang menjadi ciri khas perayaan natal di ambon adalah dengan membunyikan lonceng gereja dan dirine serempak pada puncak malam Natal.

Barapen (Papua)

Tradisi Barapen adalah membakar batu yang nantinya akan dijadikan sebagai tempat untuk memasak babi. Acara kuliner ini dijadikan sebagai bagian dari pesta lahirnya Yesus Kristus. Menariknya, beberapa tempat dipapua sengaja di desain dengan dekorasi dan ornamen-ornamen unik dan musik yang dimainkan selama 24 jam saat puncak perayaan Natal.

Baca Juga : Mau Merayakan Natal yang Unik? Kunjungi Tiga Tempat ini

Larantuka (Nusa Tenggara Timur)

Natal dengan suasana berbeda, Larantuka menjadi destinasi liburan Natal yang tepat. Sebagai daerah yang mayoritasnya beragama katolik, semarak perayaan natal sudah dapat dirasakan sebelum malam puncak. Walau tak seramai perayaan Semanta Santa saat Paskah, perayaan natal yang dilakukan warga sini adalah berjiarah dan berdoa di kota yang sering dijuluki sebagai Vatikan di Asia.

Tanpa menghilangkan makna pada Natal sesungguhnya, tradisi Natal di berbagai daerah di Indonesia seakan memberikan warna dan semangat tersendiri dalam perayaannya.

Baca Juga : Belanja Buat Natalan? Di sini Aja

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

tradisi   natal   indonesia   perayaan  

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co