Jhoni, Sang Petualang Cinta dan Motor Bututnya

23 April 2020 12:04

GenPI.co - Aku masih saja terbaring di atas kasur, padahal jam sudah menunjukkan pukul dua siang. Entah apa yang sedang terjadi padaku, rasanya, semua hal indah yang aku bayangkan, hilang hanya dalam semalam. 

Aku terus memikirkan kejadian semalam. Kejadian yang mungkin tak akan pernah aku lupakan. Sungguh, aku tak menyangka ini akan terjadi padaku. Ingin aku sudahi saja rasanya hidupku, tapi aku tak punya cukup keberanian. 

BACA JUGA: Hati-hati, 3 Zodiak Ini Jago Merayu, Wanita Bisa Terlena

Semalam, tiba-tiba Jhoni menghubungiku. Jhoni adalah pria yang selalu menemaniku selama empat tahun terakhir ini. 

"Besok ada waktu? Aku mau traktir kamu nasi goreng kompleks favoritmu," ujarnya melalui sambungan telepon. 

"Mauuuuuuuuuu!!!! Sama es krim juga ya," jawabku. 

Jhoni mengiyakan permintaanku. Namun, aku merasakan ada yang aneh. Tak seperti biasanya, kali ini ia bertanya dulu, padahal, setiap ingin jalan denganku, ia selalu saja datang tiba-tiba tanpa bertanya lebih dulu.

Namun aku tak memikirkan hal itu. Yang aku tahu, besok aku akan bertemu dengan kekasihku, pria yang sangat aku cintai. 

"Aku udah di depan," tulis Jhoni melalui whatsapp. 

"Siap pak, saya yang pakai baju merah ya," balasku menggodanya. 

"Emang lagi pesen ojek, wkwk," jawabnya. 

BACA JUGA: Manfaat Olahraga Sepatu Roda, Bagus Melatih Keseimbangan

Aku langsung menemui Jhoni yang sudah menunggu di depan indekos.  Jhoni perlahan membawaku jauh meninggalkan indekos, menuju malam penuh kebahagiaan bersamanya.

Jhoni mengarahkan tanganku untuk melingkar di perutnya, lalu dengan kencang aku memeluknya, tak akan aku lepaskan.  Sesampainya di nasi goreng, ia langsung memesan menu andalanku di sana. 

"Pak Dhe, nasi goreng ayam lengkap, telornya ceplok, pedas manis, dua," ujar Jhoni ke penjual nasi goreng. 

Ya, aku sangat suka nasi goreng di sini. Jhoni yang pertama kali membawaku ke sini. Entah memang rasa nasi gorengnya yang enak, atau karena ada Jhoni yang menemaniku makan, aku tak tahu. 

Tapi sepertinya karena ada Jhoni di sampingku. Membuat semua yang ada jadi menyenangkan, termasuk nasi goreng kompleks ini. 

Sembari menikmati nasi goreng, aku menceritakan banyak hal padanya. Tentang nilai tugas kuliahku yang sempurna, tentang resep kopi dalgona yang gagal aku buat, dan masih banyak lagi. 

Namun, ia lagi-lagi tak seperti biasanya. Kali ini ia tak banyak menatap mataku, tak seperti biasanya saat aku bercerita, ia selalu memerhatikan mataku. 

Aku hanya berpikir, mungkin Jhoni capek, atau dia sedang fokus menikmati nasi goreng. Namun tiba-tiba ia membuka obrolan. 

"Setelah ini kita ke taman kota yuk," kata Jhoni. 

"Siap bosku," jawabku. 

BACA JUGA: Profesor Indonesia Temukan Obat Covid-19, Hasilnya Terbukti...

Setelah menghabiskan sepiring nasi goreng, Jhoni langsung membawaku ke taman menggunakan motor Honda Supra Fit kesayangannya. Pernah suatu waktu, aku bertanya padanya. 

"Kan kamu punya motor dua, kenapa suka pakai yang supra?" tanyaku. 

"Motor ini spesial, meski ada yang lain, aku tak mau. Kamu juga, meski banyak wanita di Dunia, kalau bukan kamu, apa artinya buat aku," jawabnya. 

Aku hanya senyum mendengar jawabannya dulu. Jhoni memang selalu bisa membuatku tersenyum bahagia. Bahkan, ia jarang sekali membuatku kecewa, aku rasa tak pernah. Ia selalu baik, dan selalu menyanyangiku, itulah Jhoniku. 

Motor diparkirkan di seberang taman, kami berjalan menuju kursi taman yang berada di tengah. Jhoni terus menggenggam tanganku, aku pun juga. Kami duduk di antara lampu taman yang sebentar lagi mungkin akan mati, cahayanya mulai redup. 

"Ma," kata Jhoni memecah lamunanku. 

"Yaa sayang," jawabku. 

"Maafkan aku, aku mencintai perempuan lain," katanya sembari menggenggam tanganku. 

"Jangan bercanda," jawabku perlahan. 

"Tidak ma, ini nyata adanya. Maaf, aku tak bisa membohongi perasaanku,"

"Siapa?" 

"Naila, junior kita di kampus," jawabnya. 

Aku masih tak mengerti apa yang dibicarakan Jhoni, yang aku tahu, air mataku tiba-tiba saja mengalir begitu deras, meski tak ada mendung sebelumnya. 

Jhoni terus meminta maaf, sembari menjelaskan kenapa ia melakukan itu. Namun, aku masih saja setia dengan air mata. 

"Setelah semua yang aku berikan padamu?" kataku sesenggukan. 

"Maaf," jawabnya. 

"Ada kata lain selain maaf Jhon?" jawabku. 

BACA JUGA: Bantuan Hand Spray ke RSUP Persahabatan Terus Mengalir

Kali ini aku tak lagi memanggilnya dengan sebutan sayang. Sudah tak pantas ia aku panggil dengan sebutan itu. Aku tak mengerti kenapa ia begitu tega padaku. Perempuan yang tulus mencintainya, perempuan yang telah memberikan semua perasaan juga hidup hanya untuknya.

Tak hanya waktu, tenaga, semua, semua yang aku miliki telah aku berikan untuk Jhoni. Namun kenapa, kenapa semua itu dibalas dengan tusukkan pedang tajam yang menghunjam tepat di jantungku. 

Air mataku terus mengalir, seperti hujan di bulan Juli, deras. Aku tak tahu cara menghentikan tangisan. 

Sedangkan Jhoni hanya diam, satu kata saja tak keluar dari mulutnya kini. "Antar aku pulang," pintaku pada Jhoni. 

Ia masih saja diam, tapi beranjak. Jhoni mengantarkanku pulang kembali ke indekos. Setelah sampai di depan indekos, aku menyampaikan terima kasihku kepadanya.

"Terima kasih, atas pengkhianatanmu, aku menerimanya. Namun tidak dengan air mata," jawabku diiringi langkah meninggalkannya.  "Aku mencintaimu, Ma," teriaknya. 

Jhoni terus mengucapkan maaf, dan kata cinta sampahnya. Ia tak tahu arti sebenarnya dari kata maaf dan cinta. Percuma, percuma meminta maaf dan mengucapkan kata cinta tapi ia tak tahu artinya. 

Semalaman aku terus diselimuti nestapa. Perih dan lara, bersepakat menemaniku malam ini. Entah apa yang salah denganku, seribu warna yang aku beri untuk Jhoni, yang kembali hanya abu-abu, dengan segala lara yang mengikutinya. 

Rupanya Jhoni dikenal petualang cinta. Sama halnya dengan motor bututnya, supra fit miliknya yang selalu menemani Jhoni ke mana saja dalam menggapai cintanya. 
 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Cahaya Reporter: Andi Ristanto

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co