Mengenang Ganasnya Tsunami Aceh di Pulau Baguk Aceh

27 Desember 2018 19:04

Pulau Baguk, salah satu destinasi wisata yang berada di Aceh Singkil menyimpan duka ganasnya bencana tsunami besar yang melanda Aceh.  Keberadaan pulau yang dijuluki 'Pulau Kuburan Massal Tsunami Aceh' ini terletak sekitar 500 meter dari Pulau Banyak di Aceh Singkil. Perjalanan ke sana dapat ditempuh dalam 10 menit dengan menggunakan perahu nelayan.

Begitu tiba, akan disambut dengan pasir putih nan lembut dan air laut yang jernih. Kesan angker sebagai pulau tempat kuburan massal pun seketika hilang. Berwisata ke sana dapat mencoba snorkeling sambil menikmati terumbu karang dengan beragam bentuk. Selain itu, pelancong juga dapat merasakan hembusan angin pantai atau sekadar leyeh-leyeh.

Di Pulau Baguk tersebut juga terdapat banyak pohon kelapa yang tumbuh berjejer memenuhi daratan pulau. Namun meski menyimpan panorama eksotis, di pulau ini belum memiliki fasilitas penginapan seperti pulau lain di Pulau Banyak.

Baca juga: Museum Tsunami Aceh, Monumen Kebangkitan dan Edukasi Bencana

Di sana hanya terdapat satu gubuk dari kayu tempat warga yang memiliki kebun di sana beristirahat. Wisatawan biasanya hanya singgah di sana untuk snorkeling, menikmati bibir pantai dan ziarah ke kuburan massal.

Selain itu, wisatawan yang ke Pulau Baguk juga dapat melihat mercusuar sepanjang 15 meter yang menjadi penanda keberadaan pulau. 

"Kita berharap lokasi itu bisa dijadikan wisata religi, karena kita tahu Pulau Baguk juga bagian dari gugusan kepulauan yang ada di Pulau Banyak. Jadi bisa dijadikan destinasi wisata bahari sekaligus religi," kata Kepala Desa Pulau Baguk, Kecamatan Pulau Banyak, Kabupaten Aceh Singkil, Aceh.

Menurut Hardy, Pulau Baguk terbagi dua yaitu satu pulau dengan daratan berpenghuni, sementara satu lagi kepulauan tanpa penghuni. Pulau ini satu di antara puluhan pulau yang ada di Aceh Singkil. 

Ketika baru-baru tsunami menerjang Aceh pada 26 Desember 2004 lalu, warga Pulau Banyak menemukan mayat yang hanyut dari Aceh Barat. Jenazah-jenazah itu dikumpulkan selama 21 hari dengan jumlah mencapai 97 mayat.

Masyarakat di sana kemudian berinisiatif menjadikan Pulau Baguk sebagai tempat mengubur 94 jenazah tanpa identitas. Sedangkan dua jenazah diketahui identitasnya dan diambil pihak keluarga. 

"Satu lagi jenazah yang ada identitas tetap kita kebumikan di Pulau Baguk. Keluarganya sering ziarah. Alasan kita kubur di sana karena dekat jika ada peziarah," jelasnya.

Pasca tsunami, pulau tersebut lama tak disinggahi wisatawan. Pada 2014 lalu, mulai ada beberapa traveler yang singgah ke sana.

Saat peringatan 14 tahun tsunami, Pulau Baguk ramai dikunjungi warga untuk berziarah dan doa bersama. Warga ramai-ramai berangkat dengan boat nelayan dan kemudian duduk di dekat kuburan sambil memanjatkan doa. 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Cahaya

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co