Cacing tanah adalah petunjuk penting mengenai kesuburan tanah. Begitu pula dengan keberadaan cacing tanah raksasa merupakan tanda yang sangat baik bahwa tanah di sekitarnya subur dan mampu mendukung kehidupan fauna besar.
Cacing boleh saja menjijikan bagi sebagian orang. Namun hewan ini rupanya banyak manfaat. Cacing raksasa, misalnya, punya peran penting di lingkungan medis. Di Indonesia setidaknya ada tiga jenis cacing raksasa. Berikut ulasan singkatnya yang GenPI.co ramngkum beri berbagai sumber.
Baca juga: Selain Mampu Bernyanyi, Cacing Tanah ini Juga Bisa Jadi Obat
Metaphire Musica
Cacing jenis ini dapat ditemukan di Pulau Jawa dan di Flores. Pada masyarakat Sunda, Metaphire Musica disebut dengan nama ‘Tjatjing Sondarie’ atau Cacing Sonari.
Cacing Sonari mendapatkan namanya karena warga kerap kali memerhatikan bahwa cacing ini menghasilkan suara melengking dan mengganggu terutama pada malam hari. Suara ini ternyata dihasilkan dengan cara menggosokkan bulunya yang kaku ke benda keras seperti kayu. Cacing Sonari sering ditemukan sedang berada di pohon atau di tanaman pakis yang menggantung.
Tempat yang baik untuk bertemu dengan Cacing Sonari adalah di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango dan Taman Nasional Gunung Halimun Salak. Keduanya berada di Provinsi Jawa Barat.
Metaphire Longa
Metaphire Longa adalah kerabat dekat Metaphire Musica. Cacing ini luas ditemukan di Pulau Sumatera dan Jawa Barat. Metaphire Longa memakan tanaman membusuk di permukaan hutan.
Tempat untuk traveler mencari Metaphire Longa adalah di kawasan Gunung Salak di Provinsi Jawa Barat dan daerah Musi Banyuasin di Provinsi Sumatera Selatan.
Amynthas Heurni
Amynthas Heurni adalah jenis cacing tanah terbesar di Indonesia. Jika cacing jenis lain rata-rata memiliki panjang 50 cemtimeter maka Amynthas Heurni dapat tumbuh sampai sepanjang 1 meter.
Lokasi tempat traveler dapat menemukan Amyntahas Heurni adalah di wilayah Papua.
Nah, siap bertualang mencari cacing raksasa? Yuk!
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News