Pasar Karetan Akan Regulerkan Sendratari

30 April 2018 09:22

Pasar Karetan di Kendal membagikan inspirasinya, Minggu (29/4). Sukses menggelar event peringatan Hari Tari Dunia 2018, pasar digital ini siap mengagendakan sendratari secara reguler. Pengisi agenda ini berasal dari sanggar tari di sekitar kawasan Pasar Karetan.

Pasar Karetan di Radja Pendapa Camp, Desa Segrumung, Meteseh, Boja, Kendal, berubah jadi panggung tari. Sebanyak 100 penari berkumpul untuk memperingati Hari Tari Dunia bersama para pengunjung. Koordinator Pasar Karetan Mei Kristanti mengungkapkan, perayaan Hari Tari Dunia telah memberikan banyak inspirasi. Komitmen untuk member space budaya lokal pun diberikan.

“Semua memberikan perhatian besar kepada tarian daerah. Hari Tari Dunia ini telah memberi inspirasi bagi pengunjung. Semua telah memiliki komitmen sama untuk selalu melestarikan budaya adiluhung bangsa ini,” ungkap Mei.

Penampilan 100 penari mampu memukau sekitar 3.000 pengunjung. Mereka berasal dari 4 sanggar tari. Duo sanggar tari berasal dari Kendal, diantaranya Nyi Pandansari Boja dan Nyi Pandansari Puguh. Dua sanggar tari lainnya, yaitu Rama Shinta (Kota Semarang) juga Sekar MS (Kabupaten Semarang). “Secara umum, penampilan mereka luar biasa. Meski anak-anak, tapi gerakannya gemulai,” terangnya lagi.

Menampilkan penari kecil secara masif, mereka membawakan 20 jenis tarian. Beberapa tari tradisional yang dibawakan berasal dari Jawa Tengah, Bali, juga Kalimantan. Beberapa grup membawakan tarian modern dengan gerakan rancak. Mei menjelaskan, Pasar Karetan memberikan slot bagi mereka untuk perform. Harapannya, anak-anak ini menjadi termotivasi untuk melestarikan kearifan lokal.

“Luar biasa. Para generasi muda ini mau belajar tari di sanggar-sanggar. Fenomena ini bagus. Untuk itu, Pasar Karetan memberi wadah bagi mereka perform. Selama ini mereka latihan terus, tapi jarang dapat tempat untuk perform. Pasar Karetan siap mengakomodir talenta mereka. Kalau dilihat banyak orang, anak-anak dan orang tuanya senang. Orang tua penari memang datang semua,” jelas Mei lagi.

Komitmen antara Pasar Karetan dan sanggar-sanggar tari dipancangkan. Pasar Karetan pun berencana memberikan kesempatan perform secara reguler. Tata waktunya direncanakan sebulan sekali. Konsep yang akan ditawarkan adalah sendratari. Mei mengatakan, konsep sendratari memungkinkan aplikasi dongeng ke dalam visualisasi yang menarik.

“Kami rencanakan sanggar tari perform dalam sendratari. Semi teater juga. Anak-anak bisa menambah pengalaman melalui belajar sendratari. Ada strorynya. Kalau jaman dahulu ada dongeng, lalu cerita itu kini bisa ditarikan. Sekarang agak jarang hal-hal seperti ini ditayangkan,” kata Mei.

Memberi wadah berekspresi, Pasar Karetan akan memikirkan konsep panggung yang lebih besar. Sebab, sanggar tari meminta panggung ukuran 6 x 8 meter. Saat ini panggung milik Pasar Karetan berukuran 3 x 5 meter. Mei menerangkan, dedikasi sanggar tari untuk melestarikan budaya bangsa luar biasa. Sebab, mereka akan tampil secara gratis.

“Kami akan memikirkan permintaan mereka soal panggung. Untuk sendratari memang membutuhkan panggung yang besar. Apa yang dilakukan sanggar tari ini patut diapresiasi, sebab mereka akan tampil tanpa dibayar. Ini benar-benar sukarela saja mereka perform. Konsep sendratari ini rencananya akan direalisasikan setelah Lebaran. Sebab, selama puasa Pasar Karetan akan tutup sementara,” terangnya.

Berbeda dengan Karetan, Pasar Semarangan akan buka secara normal. Pasar digital kawasan Tinjomoyo ini tetap buka setiap Sabtu, mulai pukul 15.00-21.00 WIB. Tujuannya, memberikan kesempatan warga Semarang yang ingin ngabuburit atau menunggu waktu berbuka puasa. Mei menjelaskan, pasar ini juga berencana menambah durasi waktu pembukaanya menjadi beberapa kali sepekan.

“Pasar Semarangan tetap buka sepanjang puasa. Memberi tempat bagi masyarakat yang menunggu waktu untuk berbuka. Tapi, kami saat ini masih mereview pasar ini. Sebab, system yang berlaku masih harus diperbaiki. Jadi rencana buka 2 atau 3 kali sepekan mungkin baru bisa terealisasi setelah 3 bulan lagi,” jelas Mei lagi.

Memberikan warna lain, duo pasar digital besutan Gerakan Pesona Indonesia (GenPI) Jawa Tengah ini mendapat apresiasi. Menteri Pariwisata Arief Yahya menegaskan, karakter kuat duo pasar ini harus dipertahankan. “Pasar Karetan ini luar biasa karena mau menjadi ruang tumbuh budaya lokal. Progres dari Pasar Semarangan juga cukup positif. Kondisi ini harus dipertahankan,” tutupnya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Paskalis Yuri Alfred

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co