Sempat Pelukan dengan Rizieq, Cawalkot Depok Positif Covid-19

GenPI.co - Calon Walikota Depok Mohammad Idris dinyatakan positif terinfeksi virus covid-19 setelah menjalani tes swab PCR pada Rabu (25/11) di Labkesda Depok.

“Hasil swab PCR Rabu, saya terkonfirmasi positif, kondisi saya alhamdulillah stabil,” kata Muhammad Idris dalam keterangannya, Kamis (26/11).

BACA JUGA: Kediaman Rizieq Shihab disemprot Disinfektan karena Alasan ini

Sebelum dinyatakan positif covid-19, Mohammad Idris sempat menemui Imam Besar FPI Habib Rizieq di markas FPI Petamburan, Kamis (12/11).

Pertemuan tersebut sempat terekam dalam sebuah video dan kini viral di media sosial. 

Dalam video tersebut, baik itu Mohammad Idris maupun Habib Rizieq terlihat tidak memakai masker.

Keduanya bahkan tampak akrab dengan saling berjabat tangan dan berpelukan tanpa menggunakan masker.

BACA JUGA: Tinggal di Jakarta, Kenapa Habib Rizieq Dirawat di RS Bogor?

Mereka kemudian duduk bersama dengan jarak kurang dari satu meter. Terlihat beberapa orang yang berada dalam ruangan tersebut juga tidak semuanya memakai masker.

Pada Rabu (25/11) atau di hari yang sama Muhammad Idris dinyatakan positif covid-19, Rizieq diketahui juga sedang berada di RS Ummi di Bogor untuk menjalani perawatan.

Namun, pihak rumah sakit menyebut kedatangan Rizieq tidak terkait dengan kasus positif Walikota Depok. Habib hanya memenuhi jadwal check up kesehatan.

“Memang benar Habib Rizieq kemarin ke RS Ummi masuk UGD karena beliau capek,” kata Direktur Utama RS Ummi Andi Tatat kepada media, Kamis (26/11).

Dari hasil skrining dokter, Habib Rizieq masih dalam kondisi sehat.

Kendati demikian, RS Ummi mengatakan telah mendapat saran dari Walikota Bogor Bima Arya untuk melakukan tes swab PCR kepada Habib Rizieq menyusul kegiatan beliau yang padat.

“Tadi saya juga komunikasi dengan Wali Kota (Bima Arya), tadi disarankan untuk dilakukan swab,” jelas Andi.

Namun, pihaknya mengatakan masih akan melakukan diskusi lebih lanjut, baik itu dengan tim medis maupun Habib Rizieq dan keluarganya.

“Iya (harus atas izin keluarga),karena ini sifatnya bukan karena ada indikasi gejala medis, tetapi karena indikasi kerumunan,” kata Andi.