GenPI.co - Aku Dinda, mahasiswi tingkat akhir dengan status sudah menikah. Kehidupan yang biasa saja tiba-tiba berwarna dengan kehadiran mas Panji dalam keseharianku.
Pada awalnya aku mengenal mas Panji sosok yang lembut dengan perangai yang baik saat bersikap sebagaimana memperlakukanku sebagai wanita.
BACA JUGA: Janda Muda Itu Berhasil Buat Mataku Merem Melek, Duh, Nikmatnya
Lagi-lagi harus aku katakan, itu dulu. Mas Panji yang aku kenal sekarang lebih agresif dan sifat aslinya pun keluar, yakni keras kepala.
Aku dibuatnya kelimpungan, pulang malam tak memberi kabar, pergi semauanya. Bak seekor ayam yang bebas pergi berkelana.
Setiap pulang dari kantor, tubuhnya bau wangi parfum wanita, dengan aroma minuman keras di mulutnya dan setengah tak sadarkan diri.
BACA JUGA: Tanteku Kuat Banget, Sehari Bisa Sampai 3 Kali
Bahkan, setiap malam aku pun gelagapan, saat mas Panji teriak di kamar dan membangunkan tetanggaku. Maklum, kami tinggal di kontrakan dengan dinding yang tipis.
"Mas, aku buka ya bajunya, biar ga bau alkohol," ijinku saat pelan-pelan melepas kancing di kemeja hitamnya.
"Kamu siapa? berani melepas bajuku, pergi," sambil tak sadarkan diri, mas Panji pun mendorongku.
Aku yang sudah biasa menghadapi kelakuan suamiku ini, tetap berada di sampingnya. Melepaskan sepatu dan mengelap wajahnya.
Tiba-tiba mas Panji bangun dan menarikku, mendorong ke kasur sambil meniban tubuhku. Aku gelagapan dan aku seketika kaget.
"Kamu istriku ya? Sekarang aku minta lepas celana panjangku, sekarang," aku kemudian mengangkat tubuhnya dengan sekuat tenaga dan melepas celana panjangnya perlahan.
Inilah yang selalu aku lakukan saat mas Panji pulang. Dia selalu mendadak amnesia bila pulang dengan keadaan mabuk.
3 Jam aku harus tahan dengan sikap mas Panji yang sadarkan diri. Selalu begitu dan terulang. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News