Demi Menyenangkan Suami, Aku Rela Melakukan Untuknya

GenPI.co - Aku dan Tio sudah menikah selama 2 tahun. Namun, sampai saat ini kami belum juga dikaruniai seorang anak. 

Tidak jarang kami berdua menyalahkan hingga menuduh satu sama lain tidak subur. 

BACA JUGA: Istriku Kepincut Duda Kekar, Aku Kalah Kuat

Perkataan menyakitkan tersebut sering kali membuat aku sakit hati hingga malas tidur bersamanya.

Pertengkaran hebat sering kali terjadi di rumah kami. 

Sampai suatu hari aku memutuskan untuk pulang ke rumah ayah dan ibuku guna menenangkan diri untuk menghindari ke khawatiran orang tua, aku memberi alasan bahwa Tio sedang pergi keluar kota.

Setelah satu minggu aku menenangkan pikiran, akhirnya aku kembali pulang ke rumah. 

BACA JUGA: Tetanggaku Liar Banget, Malam-malam Minta Jatah

Di depan rumah sudah terdapat Tio yang sedang asyik bermain dengan burungnya. 

Melihat pemandangan tersebut membuat aku merasa kesal kembali. Sebagai seorang istri aku ingin disambut hangat, tapi malah mempedulikan peliharaanya sendiri.

Aku pun masuk rumah sambil memperlihatkan wajah yang kesal. Melihat rumah yang begitu berantakan setelah aku tinggal seminggu, semakin membuat aku ingin meledak.

Namun, aku memutuskan untuk pura-pura tidak melihat kondisi tersebut, aku hanya memejamkan mata dan duduk di sofa dengan santainya.

Beberapa menit kemudian, aku merasa ada seseorang yang mengembuskan napas di leherku. 

Ternyata itu adalah suamiku, dengan mata manjanya dia berusaha membujuk aku untuk mengabulkan apa yang menjadi permintaanya.

"Sayang, aku kangen mi kocok kamu, nih" ucap Tio, sambil memelukku dari samping.

"Apaan, sih? ngedeketin cuma ada maunya doang, sana jauh-jauh," balasku, dengan nada yang kesal.

"Inget, kewajiban istri itu adalah menyenangkan suami," kata Tio, sambil mencubit pipiku.

Mendengar hal tersebut, aku bangkit dari duduk santai sambil menghembuskan nafas panjang. 

Walau selalu sakit hati dengan perkataanya dan sifatnya yang cenderung cuek, aku berusaha tetap menjadi seorang istri yang baik agar rumah tangga ini tidak hancur berantakan. (*)