Namaku Dara, Ini yang Kulakukan Selama Ramadan

09 Mei 2021 01:40

GenPI.co - Bulan ramadan memang waktu yang indah untuk berbagi kepada sesama. Hal itulah yang juga aku lakukan bersama teman-temanku.

Namaku Dara Syafira dan umurku 21 tahun. Aku adalah seorang mahasiswa yang sedang disibukkan oleh kegiatan kuliah dan beberapa event.

BACA JUGA: Puasa Ramadan di Taiwan, Rindu Keluarga Jadi Tantangan Terberat

Aku juga tergabung dalam Komunitas Rumah Belajar Mifasol. Di sana aku memegang bagian Partnership.

Rumah Belajar Mifasol fokus adalah komunitas yang fokus pada gerakan sosial dan pendidikan. Komunitas ini terbentuk pada 14 Agustus 2018 lalu.

Kami biasanya memberi beberapa materi pembelajaran sesuai dengan kurikulum sekolah tiap hari Sabtu dan Minggu.

Materi itu kami berikan kepada anak-anak TK dan SD kelas 1 sampai 6 yang membutuh perhatian lebih untuk meningkatkan pendidikan mereka. Total peserta didik Rumah Belajar Mifasol ada 60 anak.

Lokasinya ada di Musala Albahar dekat Lapangan Lembah Abadi Sukmajaya, Kota Depok. Lokasi itu kami pilih setelah survei dan sosialisasi ke beberapa daerah pemukiman kumuh di Kota Depok.

Di wilayah itu, anak-anaknya sangat tertarik untuk belajar bersama. Oleh karena itu, kami memutuskan untuk membangun Rumah Belajar Mifasol di sana.

Aku dan rekan-rekanku membuat modul pelajaran yang isinya disusun oleh tim pemateri Mifasol, tapi tetap mengikuti kurikulum sekolah.

Kami juga ada kerjasama dengan komunitas, kampus, dan organisasi lain untuk mengadakan beberapa event seperti bakti sosial, pembagian donasi, event kreativitas, menanam pohon, pagelaran seni, dan membuat wayang.

BACA JUGA: Desy Kaget, Perempuan Bisa Turut Salat Jumat di Masjid

Kegiatan terakhir yang kami lakukan dengan peserta didik Mifasol adalah melukis tote bag.

Selam pandemi, kegiatan belajar mengajar (KBM) kami ubah ke sistem daring. Jadi, semua kelas kami buatkan grup WhatsApp dan mereka akan belajar sesuai arahan tim pengajar.

Ada yang pembelajarannya via Google Meet, WhatsApp call, atau hanya lewat teks chat WhatsApp. Setiap KBM daring itu tim pengajar akan memberikan tugas dan kemudian dicek saat pertemuan luring.

Selain itu, tiap ramadan kami juga punya program khusus, seperti buka puasa bersama di musala serta pembagian makanan atau sembako kepada warga sekitar.

Saat ramadan di masa pandemi, kami tetap mengadakan buka bersama dengan protokol kesehatan yang ketat, seperti jaga jarak, pakai masker, dan mencuci tangan.

Namun, kendala terbesar yang kami rasakan dalam menyelenggarakan event luring, sebab anak-anak memang sedikit sulit untuk diatur.

Selain berbagi bersama di Rumah Belajar Mifasol, aku juga sering ikut pengabdian di jurusan kampus, seperti pengabdian masyarakat di desa terpilih selama sepuluh hari.

Menurutku, dengan membantu orang, aku bisa terbantu juga di kemudian hari. Aku juga merasa bahwa passion-ku memang ada di bidang pengabdian masyarakat.

BACA JUGA: Sukses Jadi Penari, Aku tak Pernah Lupa Beribadah

Selain itu, lewat pengabdian masyarakat, anak-anak muda lain lebih bersyukur dan perhatian dengan sekitar.

Sebab, ada banyak orang yang tidak seberuntung kita atau banyak yang belum bisa mendapatkan kesempatan yang mulus dalam mengejar pendidikan.

Oleh karena itu, apapun yang kita punya harus disyukuri dan dijadikan motivasi untuk bisa bantu mereka yang membutuhkan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co