Berkeringat Bersama di Dapur, Istri Tetangga Teriak Ampun!

28 Mei 2021 21:30

GenPI.co - Langit Jakarta terlihat sangat gelap. Pertanda hujan akan segera turun. 

Aku pun bergegas pulang ke rumah. Namun, hujan turun sangat deras sebelum aku sampai di rumah.

Untuk melindungi laptop yang aku bawa, akhirnya aku berteduh di depan rumah tetangga. Letaknya tak jauh di rumahku. 

BACA JUGA:  Pelayananku Nikmat, Bupati Janda Tak Kuasa Menahan Hasrat

"Loh, Mas Arga. Masuk saja mas, berteduh di dalam," kata Rina, tetanggaku. 

"Di sini saja, Rin," kataku. 

BACA JUGA:  Main Sama Janda Malam-Malam di Pos Ronda Sambil Ditonton Tetangga

"Ah, nggak usah malu, mas. Hujannya deras, pasti lama," jawab Rina. 

Akhirnya aku pun masuk dan berteduh di dalam rumah Rina. Sebenarnya aku merasa tak enak. 

Namun, sepertinya hujan akan bertahan lama. Tentu aku tak ingin kedinginan di luar sendirian. 

Sebelumnya, aku perkenalkan Rina terlebih dulu. Dia adalah temanku di bangku SMA dulu. 

Tak hanya sekadar teman, dia pernah menjadi orang penting dalam hidupku. Ya, dia adalah mantan kekasihku dulu. 

"Mau minum apa mas?" kata Rina. 

"Nggak usah repot-repot, Rin. Teh hangat saja," kataku sambil tersenyum. 

"Nggak usah repot-repot, kok minta teh hangat," jawab Rina sembari tersenyum. 

Rina datang dengan membawa segelas teh hangat. Sepertinya, wajah Rina tak pernah berubah, tetap manis dan menyenangkan. 

Tak terasa, sudah hampir satu jam aku berteduh di rumah Rina. Hal itu pun membuatku merasa sangat lapar. 

"Loh, barusan suara perutmu, mas?" tanya Rina. 

"He he, iya Rin, maaf," jawabku. 

Setelah mendengar jawabanku, Rina langsung mengajakku pergi ke dapur. Dia memintaku memasak mi kuah kesukaannya dulu. 

"Masih ingat cara memasak mi seperti saat SMA dulu?" tanya Rina. 

Sedikit cerita, mi kuah memang menjadi makanan favorit kami berdua. Aku juga sering membuatkan makanan itu untuk dia. 

"Masih, mau aku buatin?" tanyaku. 

"Mau lah, masa enggak," jawab Rina.

Mendengar jawaban Rina, aku pun langsung meracik semua bumbu yang diperlukan. Aku ingin membuat mi yang sangat spesial.

Setelah beberapa saat, semangkuk mi kuah pun akhirnya jadi. Rina terlihat sangat senang. 

"Sudah lama aku nggak makan mi kuah buatanmu," kata Rina. 

"Coba dulu," kataku.

"Ampun, kok pedas banget, sih mas," kata Rina. 

"Bukannya kamu suka pedas?," jawabku. 

"Iya, sih, tapi nggak sepedas ini," kata Rina. 

Perlahan, wajah Rina pun penuh dengan keringat. Dia terlihat sangat menikmati mi buatanku. 

Singkat cerita, hujan pun sudah reda. Aku pun langsung pamit pulang kepada Rina. 

"Aku pulang dulu, terima kasih sudah diperbolehkan berteduh. Salam buat suamimu," kataku. 

"Aku yang seharusnya berterima kasih, untuk mi-nya. Suamiku di Belanda, nanti aku sampaikan," jawab Rina.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Hafid Arsyid Reporter: Andi Ristanto

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co