GenPI.co - Namaku Derry. Usiaku 28 tahun. Bagi pria, usia seperti aku tidak bisa disebut muda.
Disebut tua juga tidak. Aku menghabiskan banyak waktu hanya untuk bekerja dan bermain games di rumah.
Sampai suatu hari aku benar-benar merasa bosan dengan semuanya. Aku jenuh bekerja dan tidak merasa senang bila bermain games.
Rasanya ada yang hilang atau mungkin perlu melakukan kegiatan yang berbeda dari biasanya.
Aku akhirnya memutuskan bermain ke rumah Ranti, sahabatku. Dia adalah satu-satunya orang yang bisa menerimaku dalam keadaan apa pun.
Sore itu tanpa menghubunginya terlebih dahulu, aku datang ke rumahnya.
Aku langsung masuk begitu saja ke kamarnya, tempat dia mengurung diri.
Sesampainya di kamar Ranti, aku melempar tas gendong dan melepas tiga kemejaku karena kepanasan.
"Buset! Lo kira ini kamar punya lo?" ucap Ranti, sambil melempar bantal guling kearahku.
"Ha ha, ini udah kayak rumah kedua gue. Terserah gue mau ngapain juga," balasku, sambil menepis bantal lemparannya.
"Kenapa lagi lo? Biasanya udah begini pasti lo lagi jenuh dengan kehidupan," tanya Ranti.
"Nah! Lo tahu kenapa masih nanya. Bikin gue enak, dong, Ran. Biasanya lo jago, nih," ucapku, menggoda.
Tanpa basa-basi Ranti mendekatiku yang sedang berada di atas kasur. Ranti duduk di ujung kasur sambil memberikan bokongnya kepadaku.
Tidak lama setelah itu, dia membalik badan dan memberikan sebuah es batang kepadaku.
Senang menerima pemberiannya, aku mematahkan es batang itu menjadi dua.
Ranti justru mengambil es batang milikku, kemudian secara cepat menjilatnya.
Hal tersebut dia lakukan tentu karena patahan milikku lebih besar dibandingkan miliknya.
“Enak, Ran?”
“Banget,”
“Lo habisin semua aja, deh,”
Ranti tanpa basa-basi langsung menghabiskan es batang yang kuberikan kepadanya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News