GenPI.co - Perkenalkan namaku Icha, sudah menjomlo dua tahun. Sepertinya aku sangat trauma untuk memulai sebuah hubungan.
Sebab, kisahku saat itu begitu tragis, pacarku sering membuatku menangis semalam. Sikapnya yang temperamental membuatku takut.
Namun, kelamaan jomlo rasanya membuatku kesepian.
Apalagi, melihat teman-temanku menikah, rasanya aku iri.
"Cha, kamu kapan kenalin calonmu?" Tanya ibuku setiap hari.
Rasanya aku bisa menjadi gila, setiap kali mendengar pertanyaan ibuku itu.
Adikku, Putri bahkan akan melangsungkan pernikahannya dua bulan lagi.
"Ada apa denganku? Kisah percintaanku sangat menakutkan," kata-kata itu selalu ada di benak.
Namun, suatu malam saat aku membeli boba es di depan gang, ada yang membuat pandanganku beralih.
Saat pedagang pecel lele itu sedang menggoreng pesanannya. Dia begitu tampan, aku sampai terpesona.
Saat itu, pedagang pecel lele tengah menggoreng ayam. Aku mengeker dari seberang, dada ayam yang digorengnya bergoyang.
Aku melihat itu seperti ada sensasi lain. Selain tampan, pria itu juga jago masak.
Aku pun dengan sengaja menghampirinya dengan alibi membeli pecel ayam.
"Bang, pecel ayam satu," kataku.
"Baik, neng. Ayamnya kering?" tanyanya.
"Terserah abang," sahutku.
Sepanjang dia menggoreng ayam, mengapa hatiku bergetar tak keruan.
Setelah malam itu, aku menjadi pelanggan tetap dan membuka hatiku untuknya.
Akhirnya, kami berdua menikah dan hidup bahagia dengan kesederhanaannya.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News