GenPI.co - Seperti biasa, sore itu aku jalan menuju halte. Namun, kali ini ada pemandangan berbeda.
Aku melihat seorang wanita turun dari mobil dengan muka lusuh dan mata sembab. Aku dekati dia, tapi malah kabur.
Ah, sudahlah. Namun, kejadian itu mengingatkanku akan peristiwa yang aku alami setahun lalu, saat aku diusir oleh suamiku.
Pernikahan yang selalu aku idamkan keharmonisannya berubah menjadi kelam.
Suamiku selingkuh dan aku diusir dari rumah. Hingga saat ini, aku masih ingat betul wajah wanita simpanan mantan suamiku.
Meskipun aku sudah memaafkannya, tetapi rasa sakit di hati ini susah dihilangkan. Entah kenapa aku belum bisa berdamai dengan masa laluku itu.
Robert, mantan suamiku yang aku kira romantis ternyata punya sifat buruk yang menjijikkan.
Perselingkuhan itu dimulai setelah usia pernikahan kami baru menginjak dua bulan.
Kata orang, usia pernikahan yang masih dini keharmonisan dan kehangatan rumah tangga masih sangat terasa.
Namun, bagiku seolah menjadi hukuman bagiku. Awalnya aku curiga dengan sikapnya yang selalu pulang malam, wangi parfum yang menempel, bahkan aroma alkohol.
Ketika aku bertanya, dia selalu marah dan berlaku kasar kepadaku.
“Jangan banyak curiga, aku pulang malam karena cari uang,” katanya sembari membentak.
Awalnya aku hanya diam, lama-lama aku tak tahan dengan sikapnya yang kasar. Hingga suatu saat aku memergokinya berduaan di rumah dengan wanita lain, saat aku pergi dan kembali.
Seketika aku marah, dan mengusir perempuan itu. Namun, yang terjadi, aku malah diusir suami. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News