Aku Tak Berani Menyentuhnya, Masih Terlalu Dini

23 Juli 2021 20:50

GenPI.co - Sejak aku menemukan ponselnya yang tertinggal di toilet kantor, kami menjadi makin akrab. Memang banyak yang berbeda di antara kami, termasuk usia yang terpaut jauh hingga 20 tahun.

Namun, itu bukan halangan untuk berbagi suka dan duka. Kendati aku memiliki lebih dari selusin wanita TTM (teman tapi mesra), bagiku Jihan paling istimewa.

Padanya aku selalu curhat setiap kali menghadapi masalah. Aku merasakan keteduhan bila bersamanya. Menurut Jihan, ia juga merasakan hal yang sama.

BACA JUGA:  Janda Muda Itu Berhasil Buat Mataku Merem Melek, Duh, Nikmatnya

Sudah hampir lebih dari 2 tahun hubungan kami, tak seorang pun rekan kerja mengetahuinya.

Mungkin karena kami selalu menjaga image sebagai profesional di depan mereka. 

BACA JUGA:  Keluar 4 Kali dengan Janda Muda, Aku Kewalahan

Di satu kesempatan aku tanya kepada Jihan, apakah ia juga memiliki perasaan khusus seperti yang aku rasakan?

Jihan saat itu tidak langsung menjawab. Hanya dengan senyuman ia menyatakan perasaan yang sama denganku.

Meski saling suka, kami tetap dapat mengendalikan diri. Hal ini pernah kami diskusikan secara tak sengaja saat kami berdua ditugaskan perusahaan di satu kota di Jawa Barat.

Waktu itu aku sengaja datang kamar hotel tempat ia menginap untuk menanyakan materi bahan laporan yang akan disampaikanke kantor melalui e-mail.

Tanpa sadar kami justru terlibat dalam pembicaraan pribadi yang darinya aku mendapat pemahaman mendalam tentang makna cinta sejati (true love).

Bagi Jihan, itulah yang mendasari hubungan kami selama ini. Kepada Jihan, kukatakan bahwa aku menyukainya.

“Cintaku murni, Jihan. Rasa cinta yang tidak pernah kualami sebelumnya. Hanya olehmu aku mengenal apa itu cinta,” kataku seraya menggenggam tangannya.

“Cinta itu memang indah, Johan. Jangan kotori ia dengan nafsu. Cinta tidak sombong, atau mementingkan diri sendiri,” jawab Jihan.

“Jadi tanpa kata pun kita sudah dapat memahaminya, karena cinta berbicara dengan seribu satu bahasa, saat mulut membisu,” kataku.

“Tapi cinta tanpa uang akan membawa kita sengsara. Ia tak akan mati, walau badan berkalang tanah. Love is crazy, but rational, cinta itu tidak materialistik,” kata Jihan seraya tersenyum.

Ketika kusinggung, kemungkinan hubungan kami, cepat atau lambat pasti bakal berakhir pahit karena adanya perbedaan yang tak dapat dipertemukan, Jihan justru berpendapat sebaliknya.

"Johan, cinta akan menyatukan dua dunia yang berbeda, karena itu tak mengenal perbedaan. Apabila kedua dunia itu bersatu, itulah yang disebut “magic of love.”

"Cinta itu jujur pada diri sendiri, dan ia selalu indah walau pun sering berakhir pahit. Cinta itu suci dan tak berkesudahan. Ia tak akan pudar, karena untuk mendapatkannya perlu waktu,” jelas Jihan.

“Tapi, rasanya tak mungkin kita bersatu, Jihan. Banyak faktor yang memisahkan kita. Dari usia, status, dan masih banyak lagi yang lain,” kataku sambil kusandarkan punggungnya ke dadaku.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Hafid Arsyid

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co