Aku Telat Bayar, Bapak Kos Masuk Kamar, Akhirnya…

08 Agustus 2021 15:33

GenPI.co - Namaku Rani. Aku mahasiswi di salah satu kampus ternama di Jakarta. Aku merantau agar bisa belajar untuk mengejar cita-cita.

Aku pun tinggal di sebuah indekos yang cukup murah. Alasanku memilih indekos itu ialah faktor ekonomi.

Meski mendapat beasiswa, aku tetap menggunakan uang tersebut dengan baik agar tidak terbuang sia-sia.

BACA JUGA:  Saat Hampir Klimaks Bergoyang, Tetangga Mengintip Perlahan

Sebab, aku kerap terlambat membayar sewa indekos karena duit untuk kebutuhan bulanan acap telat cair.

Hal itu terjadi sejak dua bulan terakhir. Aku pun harus rajin menabung agar setidaknya bisa membayar setengah dari harga sewa ke pemilik kos.

BACA JUGA:  Hampir Mau di Ujung Klimaks, Tiba-Tiba Mati Lampu

Pemilik indekos ialah Pak Riza. Dia selalu mengerti keadaanku dalam dua bulan terakhir.

Akan tetapi, bapak kos agak berubah pada bulan ini karena aku tidak tepat membayar sewa.

BACA JUGA:  Setelah Sekian Lama, Aku Ikhlaskan Kekasihku dengan Wanita Lain

Pak Riza mendadak mendatangiku langsung di depan pintu kos. Aku mempersilakannya masuk kamar.

Dia mengatakan agar aku lekas membayar sewa karena sering telat.

Namun, tabunganku sudah habis karena ada urusan mendadak pekan kemarin sebelum tanggal membayar sewa kos.

"Maaf, Pak. Saya belum bisa bayar penuh bulan ini karena tabungan dipakai untuk berobat," ucapku.

"Apa ini? Kamu mau alasan apa lagi?" tanya Pak Riza.

"Enggak, Pak. Saya tidak alasan, karena memang seperti itu. Duit beasiswa saya juga belum cair. Mungkin lusa, Pak," jelasku.

Setelah mendengar penjelasanku, Pak Riza akhirnya pergi begitu saja. Dia keluar kamar dengan raut wajah kesal.

Aku pun merasa bersalah karena sering telat bayar sewa indekos hingga membuat Pak Riza kesal.

"Apa Pak Riza ada masalah, ya, sampai dia tiba-tiba marah begitu? Perasaan, dia bukan orang yang mudah marah," pikirku.

Aku lantas mencoba mencari tahu apa yang membuat Pak Riza tiba-tiba bersikap seperti itu.

 

 

Saat ingin mengunjungi rumah Pak Riza, aku mendengar teriakan keras dari dalam. Ada orang menyebut namaku.

Aku sangat terkejut karena yang keluar dari rumah Pak Riza ternyata mantan istrinya, Hani.

"Mbak Hani mau ke mana? Saya sudah mau pulang, kok" sapaku lirih.

"Saya sudah tidak ada kepentingan di sini. Jadi, saya mau pulang saja. Urus saja urusanmu," jawab Hani.

Melihat situasi yang buruk, Pak Riza lantas mengajakku masuk untuk menjelaskan keadaan yang sebenarnya.

"Saya minta maaf atas perlakuan Hani, ya, Ran. Dia sedang sensitif karena bisnisnya hancur dan meminta saya melunasi utangnya," ucap Pak Riza.

"Dengan alasan itu, saya kemarin memarahimu karena telat bayar. Maaf soal hal itu juga, ya," tambahnya.

Mendengar pernyataan itu, aku pun mengerti mengapa Pak Riza berlaku kasar saat meminta uang sewa kos.

Aku lantas mengaku bahwa kedatangan ke rumahnya untuk meminta keringanan dengan membayar setengah dari harga sewa.

"Saya sebetulnya khawatir melihat Pak Riza kemarin marah. Jadi, saya meminjam uang untuk membayar setengah dari harga sewa. Kedatangan saya juga ingin memberikan uang ini, Pak," kataku.

Meski sedang mengalami kesulitan, Pak Riza ternyata bisa mengerti kondisi perekonomianku.

Dia bahkan memberi saran kepadaku untuk mengembalikan uang pinjaman tersebut.

Sebab, dia merasa kasihan kepadaku karena harus tinggal jauh dari keluarga.

"Saya mengerti, kok. Kamu juga bisa bayar kapan saja setelah benar-benar ada. Saya sudah menganggap kamu sebagai adik sendiri," jelasnya.

Mendengar itu, aku pun merinding hingga menangis karena seperti mendapat keluarga baru.

Aku lantas berjanji akan segera membayar uang sewa kepada Pak Riza agar meringankan bebannya. (*)

 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Ragil Ugeng Reporter: Puji Langgeng
bapak kos   mahasiswi   jakarta   kos   indekos   dear diary  

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co