Kepergok Merebut Gebetan Sahabatku, Aku Dapat Karma

10 Agustus 2021 23:40

GenPI.co - Sebelum aku hadir di kehidupannya, ternyata dia sudah lebih dulu mengenal Farah. Dan sekarang, mereka belum terikat suatu hubungan apapun.

Dia berbeda agama dengan Farah, begitu juga denganku. Apapun yang terjadi, Farah tak bisa melanjutkan hubungannya lagi dengannya. Saat itulah baru aku ikut bersedih.

Karena aku juga bisa merasakan kesedihan sahabatku itu, sekaligus kesedihanku sendiri yang bercampur menjadi satu.

BACA JUGA:  Selingkuh dengan Gadis Penjual Kopi, Tuhan Turunkan Azab

Setahun kemudian, kami sama-sama melupakan perasaan masing-masing, dan kami akhirnya menemukan kebahagiaan sendiri-sendiri. Aku pun menyayangi orang lain. Mike, meskipun telah memiliki yang lain, tapi aku tahu bahwa hatinya masih untuk Farah.

Sedangkan Farah sendiri meskipun telah kembali menampakkan senyumnya, tetapi ternyata dia belum juga bisa bangun dari semua mimpi-mimpinya dengan Mike. Aku merenungkan diriku sendiri, apa benar aku menyayangi orang lain itu?

BACA JUGA:  Azab Istri Egois, Sang Suami Direnggut Maut

Setelah berbulan-bulan aku mencari jawaban, ternyata selama ini, hanya Mikelah, laki-laki yang telah menjadi teman dekatku dan orang yang disayangi sahabatku, yang benar-benar ku sayangi.

Aku bingung, dan sampai sekarang tak pernah ada yang tahu perasaanku yang sebenarnya kepadanya. Semua orang mengira hubunganku dengannya hanya sebatas teman dekat.

Lagi pula, aku sadar. Jika saja ada orang yang mengetahui perasaanku ini, aku akan merasa sangat bersalah dan hancur. Aku pasti akan disalahkan, dan aku akan kehilangan Farah. Tak ada yang tahu.

Semua hanya ku pendam sendiri. Merasakan kepedihan karena terjebak suatu cerita yang bahkan aku tak sempat menyangkanya. Bagaimanapun, Farahlah yang lebih dulu menyayanginya. Dan begitu juga sebaliknya.

Tahun ini, menjadi tahun yang paling membingungkan sepanjang hidupku. Aku kembali melihat ada sorot hangat yang dipancarkan oleh Mike untukku. Aku selalu melewatkan waktu dengannya.

Bersamanya aku tenang dan bisa tertawa. Dialah yang menjadi lentera dalam hidupku. Dia sendiri juga terlihat bahagia jika berada di dekatku. Entah bagaimana perasaannya yang sesungguhnya terhadapku. Bisa jadi dia menganggapku sebatas teman dekat juga, atau mungkin lebih.

Tapi aku takut. Ternyata juga dia memberikan sorot hangatnya itu bukan untukku saja. Farah kini terlihat lebih ceria dari biasanya, karena Mike juga memberikan sorot hangat itu untuknya.

Dalam semua kisahnya, Farah bercerita bahwa sepertinya Mike mencoba mengembalikkan kenangan-kenangan indah mereka di tahun pertama. Bahwa sepertinya bunga mereka mekar kembali.

Aku menangis. Aku bingung. Aku sedih. Aku kembali dihadapkan pada cerita pahit itu. Aku kembali diharuskan untuk menunggu. Aku tak ingin menyakiti siapapun.

Hingga akhirnya, aku memantapkan hatiku bahwa aku memang benar-benar menyayangi Mike, yang juga disayangi oleh sahabatku.

Detik-detik terakhir menjelang kelulusan, aku memberanikan diri untuk menyampaikan perasaanku padanya. Hanya kami berdua yang tahu. Wajahnya terlihat sedih saat aku mengatakan semuanya.

Aku terisak dan dia mendekapku. Perasaanku waktu itu campur aduk. Lega karena bebanku telah terangkat.

Senang, karena meskipun sedikit dan samar dia mengatakan bahwa sebenarnya dia juga merasakan perasaan yang lain selain sayang sebagai teman terhadapku. Sedih, karena aku tak akan bisa bersamanya. Takut, karena bila sahabatku tahu tentang ini, aku akan kehilangan dia.

Jantungku tersentak. Ketika dari balik bahu Mike, ku lihat Farah menangis melihat kami berdua. Segera ku lepaskan tangan-tangan yang merengkuhku.

Sambil terus terisak, ku tegaskan bahwa meskipun aku menyayanginya dan sepertinya dia juga menyayangiku, tetapi aku tak bisa dengannya. Aku terlalu menjunjung tinggi persahabatanku.

Aku berlari menjauh, berbalik mengejar sahabatku yang terlanjur terluka karenaku.

Saat ku temukan, Farah sedang menangis. Ku coba untuk memanggil namanya. Tiba-tiba satu tamparan keras menghantam pipiku. Masih dengan sisa-sisa air mata, aku menatapnya penuh rasa sesal dan bersalah.

Ini semua terlanjur terjadi. Siapa yang tahu jika jadinya seperti ini. Siapa yang tahu bahwa akhirnya aku juga menyayangi orang yang juga disayangi sahabatku. Siapa yang tahu?

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Hafid Arsyid

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co