Melon Kakak Ipar Menggoda, Mulutku Langsung Segar

07 September 2021 15:45

GenPI.co - Hari ini aku berkunjung ke rumah Abangku di daerah Jakarta Selatan.

Sudah 3 tahun aku tak bertemu Abang. Pasalnya, aku kuliah di luar negeri dan baru pulang Minggu kemarin.

Waktu aku sedang merantau, Abangku menikah dengan kekasihnya. 

BACA JUGA:  Selingkuh dengan Gadis Penjual Kopi, Tuhan Turunkan Azab

Aku kenal baik dengan istri Abang, tetapi aku juga sudah lama tak bertemu dengannya.

Aku pun memutuskan untuk pergi ke rumah Abang dengan motor

BACA JUGA:  Azab Istri Egois, Sang Suami Direnggut Maut

"Ya, sekalian jalan-jalan keliling Jakarta lagi," kataku dalam hati sembari menyalakan mesin motor.

Sayangnya, perjalanan ke rumah Abang tak semulus perkiraanku.

Aku tersesat di daerah Blok M.

"Hape sialan, error ternyata Maps-nya," kataku sambil mengutuk telepon genggamku yang tak bisa menunjukkan jalan yang benar.

Akhirnya, usai 15 menit menunggu sinyal stabil, aplikasi Maps-nya kembali berfungsi.

Aku pun melanjutkan perjalan. Sepanjang perjalanan, aku merasakan tenggorokanku kering.

Maklum, sekarang pukul 2 siang dan cuaca Jakarta sedang panas sekali.

Bibirku juga terasa sangat kering. Sekitar 20 menit kemudian, aku sampai di rumah Abang.

"Misi, Bang Dika," teriakku.

"Woi, Ben. Sini masuk," teriak Abang dari teras rumahnya.

Aku pun membuka pagar dan masuk ke rumah.

Saat aku ada di ambang pintu, aku melihat Bang Dika naik ke lantai dua.

"Bentar ya, Ben. Lo langsung masuk aja ke ruang tengah," kata Bang Dika.

Aku pun berjalan menuju ruang tengah. Ruang tengah rumah Bang Dika bersebelahan dengan dapur.

Terlihat istri Bang Dika, Ana, sedang ada di dapur.

Ana berbalik badan sembari memegang melon.

"Halo, Benny. Apa kabar? Bentar ya, lagi buat es buah nih," kata Ana.

Dia memakai kaus pas badan berwarna biru yang cocok dengan warna kulitnya yang putih.

"Baik kok. Kak Ana gimana sekarang? Sudah sebal sama Bang Dika?" jawabku.

"Haha kalau sebal itu juga udah dari dulu," katanya.

Aku pun tertawa sembari memperhatikan melon yang sedang dipegang Ana.

Tenggorokanku yang kering usai panas-panasan di luar tak kuat melihat es buah yang sedang dibuat.

Aku terus memperhatikan Ana yang tengah memotong-motong melon itu.

"Kak, gue haus banget. Boleh minum dulu enggak?" tanyaku setelah memberanikan diri untuk meminta minum.

"Oh, boleh dong. Ambil gelasnya di sebelah cucian piring ya," katanya.

Aku pun mengambil gelas dan langsung mengambil air dingin di dispenser air.

Usai meneguk segelas air dingin, aku pun menghela napas panjang.

"Ya ampun enak banget," ujarku.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co