Mertuaku Pisang Ambon dan Suami Pisang Raja, Wadidaw

23 September 2021 21:30

GenPI.co - Sudah dua bulan aku tinggal jauh dari sang suami. Karena, sedang mengurus orang tua yang sakit di kampung halaman.

Oh iya, perkenalkan namaku Riska, istri dengan satu anak.

Sang suami harus tinggal di Jakarta karena pekerjaan tidak bisa ditinggalkan.

BACA JUGA:  Gegara Pisang Mertua, Hubungan Rumah Tanggaku Makin Bahagia

Menahan rindu sangat berat, tetapi apa daya aku harus memprioritaskan lebih dahulu orang tua.

Suamiku pun paham betul dan memberikan motivasi semangat.

BACA JUGA:  Istri Hamil Tua Maksa Minta Ditusuk, Aku pun Kewalahan, Ahhh..

"Sayang, kamu harus sabar dan tabah mengurus orang tua," kata suamiku dari sambungan telepon.

"Iya Mas. Maaf Mas belum bisa mengurusmu," timpalku.

"Tenang sayang. Aku bisa menjaga diri, terpenting kamu sehat di sana dan orang tua lekas sembuh," ucap suamiku.

"Amin. Semoga akhir bulan depan kita bisa kembali bersua ya, Mas," kataku.

"Terpenting orang tua kamu sembuh dahulu," ucap suamiku.

Dua bulan kemudian kabar baik menghampiriku. Sebab, ibuku yang sedang sakit perlahan sembuh.

Aku pun pamit dengan ibuku untuk kembali ke Jakarta.

Sebenarnya masih berat, tetapi apa daya suamiku pastinya sudah sangat rindu.

Aku pun punya tanggung jawab untuk mengurus rumah tangga.

Aku tidak membawa banyak oleh-oleh dari kampung halaman.

Hasil kebun yang aku bawa, sederhana memang.

Akan tetapi, ini pemberian ibuku di kampung untuk mertua dan suamiku.

Saat tiba di rumah, aku dengan antusias memberikan oleh-oleh itu.

Namun,sambutan suamiku kurang antusias.

"Sayang, kamu bawa apa?," ucap suamiku

"Bawa pisang uli hasil panen di kampung," ujarku.

"Makasih sayang buat ibu, tetapi aku sukanya pisang raja dan ayah pisang ambon," ujar suamiku.

"Kamu gak mau makan?," ujarku.

"Mau dong sayang, tetapi itu kesukaan saja bukan berarti tidak doyan," ujar suamiku.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co