Jarang Disentuh, Aku Sudahi Kisah LDR Ini dengan Terpaksa

19 Oktober 2021 19:35

GenPI.co - Namaku adalah Rika Andayani, kini aku sedang menjalani kisah kasih jarak jauh.

Semakin lama aku menjalani ini semua, aku semakin mengerti bahwa sangat sulit berpacaran dengannya.

Pacarku bernama Edo (disamarkan), dia bekerja di Jakarta. Kami telah menjalani hubungan ini kurang lebih 6 tahun lamanya.

BACA JUGA:  Selingkuh dengan Gadis Penjual Kopi, Tuhan Turunkan Azab

Sulit memang menjalani cerita ini, banyak sekali jalan terjal yang kutempuh demi bersama kekasihku.

Jarak dan waktu tak bisa dirasakan walaupun komunikasi tetap berjalan.

BACA JUGA:  Pedang Milik Menantu Panjang dan Keras, Aku Sampai Merintih

‘Walaupun aku tahu, bukan aku satu satunya yang mengalami hal ini, namun rasa rindu nyatanya lebih tajam menusuk kala memori bersamanya mulai kembali,” ujarku.

Aku tahu bahwa sentuhannya yang menggoda kian hangat selalu terngiang di kepala.

BACA JUGA:  Pedang Calon Suami Kecil, Aku Kurang Puas

Bahkan, aku juga sangat mengingat wajah sendu Edo saat meninggalkan stasiun Yogyakarta.

Saat itu, gelapnya malam membutakan mata dan air hujan turut membasuh wajahku yang penuh tangis.

Kala itu, terangnya bulan dan lampu jalanan kian menyorot mataku yang lebab seusai menangis.

Aku pun pulang dengan hati berdenyut khawatir.

Aku sadar, tidak sedikit dari para pejuang LDR yang kusut memikirkan bagaimana cara untuk bertemu.

Namun, tantangan ini melatihku untuk tetap setia dan sabar.

Tak pernah sekalipun kutinggalkan hpku bahkan untuk sekedar beranjak pergi.

Tak kunjung bosan pula aku menjalani kebiasaan untuk menghubunginya saat berangkat atau pulang dari kantor.

Akan tetapi, kami selalu membiasakan diri untuk memberikan hadiah satu sama lain agar kami mengingat satu sama lain dikala rindu.

Saat keributan terjadi, aku selalu berusaha untuk berkompromi agar dia mengerti betapa sulitnya menjalani hubungan ini atau betapa sulitnya pergi ke mall sendiri.

Karena pertemuan, canda, tawa yang biasa dilakukan ketika bertemu, kali ini tidak akan semudah itu.

Akan tetapi, sayangnya hatiku mulai rapuh dengan rasa yang kian menghilang ini.

Bukan karena bosan, tetapi karena aku tak tahu apa yang dinamakan kepastian. Menurutku, apapun yang akan terjadi pada akhirnya akan berhasil sama.

Ya, putus memang jalan terbaik untuk kami berdua.

Hal tersebut bukan demi diriku saja, namun aku ingin diirnya juga berkembang tanpa aku di sisinya.

Aku hanya sosok wanita yang ada di kota lain dan tak pernah bisa menyentuh, menemani, bahkan bertatap mata secara langsung dengan dirinya.

Haruskah kusudahi cerita cinta ini? Aku lelah.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Hafid Arsyid Reporter: Panji

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co