GenPI.co - Kisahku dengan kekasih memang selalu tak terlupakan, apalagi ketika mendapat service yang indah.
Aku adalah pria berumur 23 tahun. Baru lulus kuliah, tetapi sudah bekerja.
Di tempat kerjaku inilah, cinta ini muncul. Aku bisa dibilang cinlok alias cinta lokasi.
Perempuan yang aku sukai ini termasuk sudah berumur, tetapi belum menikah.
Gosip recehan memang beredar di kantor karena perempuan itu tak juga kunjung menikah.
Akan tetapi, aku tak percaya, bagiku dia adalah wanita sempurna.
Aku terbilang dekat dengan dia karena kami sering lembur bekerja hingga pulang malam.
"Hari ini pulang malam lagi? Nanti sebelum pulang, makan dulu, yuk?" kataku.
Dia pun mengiyakan.
Hari berlalu dan hubungan kami menjadi makin dekat. Hingga suatu malam, di kantor yang sepi, aku memutuskan untuk menyatakan perasaanku.
Tak disangka, dia menerimaku.
Kami pun berpelukan dengan perasaan yang begitu hangat, lalu pulang meninggalkan pekerjaan yang belum selesai.
Usai jadian, hari-hariku jadi begitu berwarna. Suasana kantor begitu aku rindukan setiap harinya.
Jika dulu aku malas ke kantor, sekarang justru sebaliknya.
Usai jadi pacarnya, dia benar-benar jadi perempuan yang berbeda.
Usianya yang terpaut jauh dariku membuat sifat keibuannya begitu terasa.
"Nanti siang enggak perlu ke kantin, aku bawain nasi bekal buat kamu," kata dia.
Kata dia, aku enggak boleh jajan sembarangan lagi. Dia enggak ingin aku sakit atau kenapa-kenapa akibat pola makan yang salah.
Kadang lucu rasanya, aku punya pacar seperti punya ibu baru.
Dia benar-benar memberikan segalanya kepadaku, dia benar-benar memberikan servise terbaiknya.
Namun, pengalaman pacaran dengan wanita yang umurnya jauh di atasku ini benar-benar mengesankan.
Aku selalu bahagia dan indah rasanya jika dikenang masa-masa tersebut.
Sayangnya, masa-masa itu telah hilang. Dia dipinang pria lain yang lebih sukses.
Dia dinikahi pria lain yang lebih dewasa.
Kini, aku hanya bisa melihatnya bahagia dan rasanya itu cukup.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News