Azab Memutar Musik Saat Azan Magrib, Aku Didatangi 5 Tamu Gaib

03 Desember 2021 15:50

GenPI.co - Ini pengalaman seorang gadis remaja bernama Farah. Pengalaman yang tak terlupakan dan untuk pertama kalinya dia tak ingin membuka matanya.

Sedari pagi hingga sore hujan deras menyelimuti rumah Farah, deras sekali hingga dirinya tak bisa melakukan aktivitas di luar.

Hari-hari itu diisi dengan "me time" ala Farah. Dia memakai masker kecantikan di wajahnya sambil menikmati lantunan musik yang syahdu dari iPod miliknya.

BACA JUGA:  Cerita Horor: Pocong Berwajah Hancur Jadi Teman Tidurku

Sambil menunggu masker di wajah mengering untuk selanjutnya di bilas, Farah bernyanyi sangat kencang sampai-sampai tak mengindahkan azan Magrib.

Di situlah awal mula Farah menyesal untuk pertama kalinya. Setelah azan berhenti, tanpa disadari dirinya sudah tak lagi bernyanyi.

BACA JUGA:  Pocong Pohon Bambu Mengikutiku Sampai Teras, Ibuku Terperangah!

Dia merasakan ada sesuatu yang berbeda. Bulu kuduknya dari ujung kaki hingga kepala berdiri tanpa sadar.

Farah mulai gelisah, grasak-grusuk, dan mencoba tenang. Hingga akhirnya, Farah ingat kalau masker di wajahnya harus segera dibilas.

BACA JUGA:  Kuntilanak Merah Merintih di Meja Dapur, Bayangannya Mengikutiku

Tanpa ragu, Farah membuka matanya. Betapa terkejudnya dia melihat kamarnya yang nyaman itu penuh dengan kumpulan orang.

Entah mereka siapa, Farah ketakutan setengah mati. Semuanya menatap Farah dengan amat misterius.

Saat itu Farah tiba-tiba gagap tak bisa bicara dan tubuhnya kaku seperti mayat tak bisa digerakkan. Hanya bisa melihat dan menyaksikan sekumpulan orang itu memandangnya sinis.

Dia begitu mengingat wajah-wajah pucat itu yang jumlahnya sekitar lima orang. Tak henti-henti air mata ketakutan menyelimutinya selama beberapa menit. 

Namun, yang membuatnya dia tidak kuasa menahan ketakutannya pada saat salah satunya berkomunikasi dengan dia.

"Farah? Farah? Farah?," seru salah satu makhluk pucat itu.

Jantungnya makin tak terkendali, berdebar hebat dan gemetaran. Tangisan Farah tak terbendung ketika seluruh yang dilihatnya itu mengetawainya dengan sangat keras.

Salah satu dari mereka bahkan tertawa di telinga kirinya. Suara itu begitu jelas dan tegas.

Hingga akhirnya, mereka menghilang seakan puas menertawakan Farah. Bibir dan seluruh anggota tubuhnya sudah bisa digerakkan.

Dia lari terbirit-birit dengan masker di wajah yang sudah berkerak tanpa dibilas. Dia sudah tak kuasa, sambil menangis dia lari menjemput temannya.

Dia tak perduli lagi dengan hujan saat itu, tanpa disadari waktu ternyata sudah malam dan dia melewatkan salat tiga rakaatnya itu.

"Syara? Syara....," Farah berteriak sambil mengetuk pintu temannya yang berada di seberang rumah. 

Seluruh tubuh Farah basah kuyup, masker diwajahnya luntur karena tersapu oleh derasnya hujan.

Syara bingung dengan tingkat Farah yang gemetaran. Keduanya pun masuk, Farah membilas tubuhnya dengan pintu terbuka.

Sepanjang hari hingga orang tuanya pulang, dia tidak ingin ke rumahnya. Farah menceritakan hal itu kepada Syara dan ibunya.

Farah pun diberikan nasihat karena meninggalkan salat dan melakukan kegiatan yang menyenangkan makhluk astral.

Farah bersama dengan Syara dan ibunya mulai mengaji untuk menenangkan hati. Setelah ayah dan ibu Farah pulang, dia pun kembali dan tak ingin masuk ke kamarnya lagi. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Hafid Arsyid Reporter: Annissa Nur Jannah

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co