Rino Mengajakku ke Tangga Darurat, Semua Sangat Cepat

31 Desember 2021 23:42

GenPI.co - Aku tidak membutuhkan waktu lama jatuh cinta pada Rino. Dia teman sekantorku. Usianya seumuran denganku.

Kami bekerja di divisi yang sama di sebuah agensi di Jakarta. Intensitas pertemuan kami sangat sering.

Banyak kenanganku tentang Rino. Kenangan yang paling membekas ialah saat malam pergantian tahun 2018.

BACA JUGA:  Pria Wajib Tahu, 3 Tips Bermain Cinta Dijamin Wanita Ketagihan

Saat itu kantorku hendak mengadakan acara di Puncak, Bogor. Tim kecil sudah dibentuk.

Aku dan Rino masuk tim. Kami pun harus menyurvei lokasi acara. Kami juga harus menyusun berbagai acara.

BACA JUGA:  Cinta Laura Sebut Sosok Gus Dur Jadi Panutan Generasi Milenial

Pada suatu malam, kantor hanya ada aku dan Rino. Kami tengah menyelesaikan susunan acara.

Rino mengajakku ke tangga darurat untuk mengobrol. Tangga darurat memang sudah menjadi markas kedua para karyawan di kantor.

BACA JUGA:  Sinopsis Ikatan Cinta 31 Desember 2021, Gawat Mas Al Diserang!

Kami biasa membicarakan hal-hal kecil ataupun bertukar informasi apa pun di sana.

“Arin, kamu kelihatan capek banget,” ujar Rino.

“Nggak, kok,” balasku.

Rino hanya menatapku, lalu tersenyum tipis. Entah kenapa saat itu aku merasa dadaku berdesir.

Setelah itu kami terlibat pembicaraan serius mengenai acara yang akan digelar di Puncak.

Aku dan Rino beberapa kali terlibat perdebatan kecil. Kami saling melempar ide. Kami juga beberapa kali saling sanggah.

“Kayaknya nggak bakal menarik kalau nggak ada yang dikerjain,” ujarku.

“Pak Bos aja yang dikerjain?”

“Ntar biar OB aja yang ngerjain Pak Bos,” ucapku.

Rino sependapat denganku. Aku dan Rino tertawa lebar. Kami benar-benar puas membayangkan acara nanti.

Tiba-tiba mata kami beradu pandang. Aku dan Rino saling menatap dengan lekat.

Napas Rino terdengar cukup jelas. Entah kenapa aku juga tidak bisa mengelak. Rasanya pesona Rino luar biasa.

Rino mendadak menggenggam tanganku. Tangan kirinya mengusap lembut pipiku.

Sejurus kemudian Rino mencium pipiku. Aku tidak menampik. Aku langsung mengangsurkan badanku.

Aku memeluk Rino. Sangat erat. Tiba-tiba kami seperti tersadar. Aku dan Rino sama-sama melepas pelukan.

Ada rona malu di wajahku. Mukaku memerah. Rino malah terlihat tenang.

“Bersedia?” ujar Rino, beberapa saat kemudian.

Aku diam. Rino membiarkanku bertualang dengan pikiranku. Aku tidak mau berkata apa-apa lagi.

Namun, kepalaku mengangguk. Rino kembali memelukku. Kami berpelukan dengan erat. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Ragil Ugeng Reporter: Asahi Asry Larasati

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co