Pulang dari Kampung, Mas Fahmi Bawa Pisang Besar Banget

07 Januari 2022 15:50

GenPI.co - Dua minggu lalu aku ingat saat tetangga indekos bernama Fahmi datang berkunjung.

Tok..tok..tok... bunyi ketukan pintu kamarku tiga kali. Aku langsung membukakan pintu.

"Eh, Mas Fahmi. Ada apa, mas?," kataku saat membuka pintu.

BACA JUGA:  Punggungku Memerah karena Ulah Mertua, Suami Marah-marah

"Rani (namaku, red), boleh aku masuk? Aku punya bingkisan untukmu," jawabnya.

Aku pun mempersilahkan Mas Fahmi untuk masuk ke kamar indekosku. Aku juga membuatkannya kopi hitam kesukaannya.

BACA JUGA:  Istri Kesal, Aku Sering Nginep di Rumah Mama Mertua

Bicara soal Mas Fahmi, dia itu teman kecilku di kampung. Dia yang menjagaiku selama aku di Jakarta, maklum saja, aku ini baru setahun berkuliah di sini.

"Oh, iya. Aku bawa pisang titipan ibu," ujar Mas Fahmi sambil menjulurkan tangannya ke arahku.

BACA JUGA:  Udara Dingin Menyelinap di Sela Jendela, Mertua Sampai Betah

Saat aku terima, aku langsung membuka kresek berbungkus pisang.

"Wah, gede banget, mas. Ini dari ladang di kampung?," tanyaku.

"Iya, kamu coba saja. Rasanya legit, deh," sahutnya.

Benar saja apa yang dikatakan Mas Fahmi. Pisang miliknya itu ternyata sangat manis, nggak kalah dengan yang di import itu.

"Makasih banyak, ya, Mas Fahmi sudah mau direpotkan," kataku.

"Tidak apa-apa, Ran. Sekalian pulang kampung, kok," jelasnya.

Tidak berlama-lama karena indekosku tidak boleh memasukkan pria, Mas Fahmi bergegas pulang.

Di depan pintu aku kembali mengucapkan terima kasih kepada Mas Fahmi. 

Aku jadi tidak enak karena masih semester awal jarang pulang ke kampung halaman. Bahkan, Mas Fahmi yang selalu direpotkan keluargaku. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Hafid Arsyid Reporter: Annissa Nur Jannah

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co