Bapak Kost Mencicipi Punyaku, Katanya Nikmat

18 Februari 2022 15:00

GenPI.co - Namaku Nadine. Aku baru saja pindah indekos di wilayah Bandung, Jawa Barat. Aku asli Jakarta, ini pengalaman pertamaku tinggal sendiri. Betul, aku sedang berkuliah di salah satu universitas negeri di sini.

Jujur, aku belum pernah membayangkan bakal merantau sendirian. Sedih rasanya harus berpisah dengan orang tua, kekasih, dan sahabat-sahabatku.

Kisahku ketika baru menempati indekos sekitar setahun tahun lalu. Aku mendapatkan tempat kos ini dari salah satu teman perempuanku di kampus saat ospek.

BACA JUGA:  Pedang Menantu Sungguh Sakti, Sekali Dipegang Aku Menjerit-jerit

Lokasinya yang tidak terlalu jauh, membuat aku mudah bolak-balik kampus hanya ditempuh dengan jalan kaki.

Kos-kosan disini memang tidak terlalu besar, bahkan sang pemilik tinggal di lantai satu, sedangkan kamarku dan lima kamar kalinnya ada di lantai dua.

BACA JUGA:  Besar dan Kokoh, Tongkat Milik Menantu Membuatku Berbinar-binar

Awalnya aku kira akan sangat sulit untuk beradaptasi di tempat ini. Nyatanya, beradaptasi dengan sang pemilik kos tidak sesulit yang aku bayangkan.

Pemilik rumah begitu baik, bahkan sudah menganggap aku anaknya sendiri.

Untuk memasak, aku sering kali turun ke lantai satu guna bisa menggunakan dapur yang ada.

Pasalnya, dapur pemilik kos sudah dianggap sebagai fasilitas bersama, asalnya bisa menjaga kebersihan usai menggunakannya.

Akhir pekan pun tiba, seperti biasa aku hanya menghabiskan waktu malam minggu di kosan saja. Sebab, di hari biasanya tenaga sudah banyak terkuras untuk mengerjakan tugas ini itu.

Untuk memanjakan diri, aku memutuskan untuk memasak makanan kesukaanku, yakni ayam kecap pedas manis. Aku bergegas memasak di dapur, karena tak sabar pula untuk menyantapnya.

"Wangi banget, nih," ucap bapak kos, yang tiba-tiba muncul dibelakangku ketika memasak.

"Oh, ini, pak, masak ayam kecap pedas manis, kalau di rumah masakan ini selalu jadi andalan ibu," jawabku.

"Kalau sudah jadi, bapak boleh coba?," lanjutnya.

"Boleh banget pak, nanti kita makan bersama, ya," balasku.

Usai hidangan jadi, aku segera merapihkannya di atas meja, menghidangkannya dan memberi pak kos seporsi masakanku.

Suapan pertama pun sampai di mulut bapak kos, ekspresinya yang terlihat menikmati, membuat aku tak tahan menahan senyuman.

"Muantep banget, soal yang satu ini kamu memang jagonya," puji pak kos.

"Wah terima kasih pak, aku jadi tersanjung," balasku, malu.

"Kalau gitu, boleh, nih, kamu sering-sering masak begini," ungkapnya.

"Siap, pak. Memuaskan bapak adalah keahlianku," kataku. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co