Demi Lebaran di Kampung, Aku Rela Serabutan Tambal Ban

01 Mei 2022 16:50

GenPI.co - Perkenalkan, namaku Irfan Permana. Sehari-hari aku bekerja sebagai tukang tambal ban.

Aku ingin cerita sedikit tentang pengalamanku sebagai tukang tambal ban.

Suatu ketika aku buka dari pukul 06.00 pagi sampai dengan pukul 24.00 malam.

BACA JUGA:  Aku Pasrah Rahasiaku Dibongkar Bapak Mertua

Saat itu, aku ingin menutup tambal ban, tetapi seseorang datang menghampiriku. 

"Pak, saya mau tambal ban, dong, bisa, kan?" katanya kepadaku.

BACA JUGA:  Terpaksa Dilayani Menantu Saat Istri Pergi Dinas

Lalu, aku menjawab "Yah, saya mau tutup mas," ujarku.

Namun, laki-laki yang menghampiriku itu tetap memaksakan kehendaknya supaya ban motornya kutambal. 

"Tolong bantuin saya pak," paksanya kepadaku.

"Saya akan kasih bapak Rp 100.000, deh," tambahnya.

Aku yang mendengar hal itu, langsung mengiyakan. Aku berpikir uang tersebut berguna untuk menambah tabunganku.

Ban belakang laki-laki itu aku tambal dengan teliti supaya hasilnya baik dan tidak ada yang bocor lagi. 

Setelah 30 menit berselang, aku pun selesai menambal motornya. 

"Mas, sudah selesai, nih," kataku. 

Laki-laki itu pun membalasnya dengan tegas, "Baik, terima kasih sekali ya, pak. Ini uangnya," ujar laki-laki itu. 

Tak lama kemudian, laki-laki tersebut pergi dan melanjutkan perjalanannya. 

Ada alasan tersendiri bagiku untuk menambal ban laki-laki itu walaupun sudah waktunya tutup.

"Aku ingin menambah uang tabunganku jelang Lebaran esok," gumamku dalam hati.

Saat itu merupakan hari terakhir aku buka karena esoknya sudah malam takbir dan aku ingin pergi ke rumah keluargaku di Bogor. 

"Terima kasih Allah, Engkau berikanku rezeki lagi," ucapku bersyukur.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Hafid Arsyid Reporter: Theresia Agatha

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co