Berkat Jas Hujan, Aku Bisa Menyambung Hidup di Ibu Kota

21 Mei 2022 22:00

GenPI.co - Halo, namaku Agus Effendi. Sekarang, sudah memasuki usia 25 tahun. Kegiatan keseharianku ialah menjual jas hujan keliling.

Berbagai jalanan kulewati menggunakan sepedaku sambil membawa tumpukan jas hujan.

Tempat utamaku berjualan itu berada di Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan.

BACA JUGA:  Aku Pasrah Rahasiaku Dibongkar Bapak Mertua

Setiap harinya, mulai dari pukul 9 pagi, aku sudah berangkat dari rumah untuk mencari secercah harapan lewat jas hujanku.

Biasanya, aku membawa sekitar 20-30 jas hujan di keranjang sepedaku.

BACA JUGA:  Gelisah di Rumah Mertua, Aku Dibikin Nyaman sama Kakak Ipar

Tak jarang, beberapa di antaranya aku pegang karena sudah tidak muat di keranjang sepeda.

Aku hanya menjual satu jenis jas hujan yaitu ponco. Ini merupakan jenis hujan yang paling laris.

Hal itu dikarenakan harganya yang murah. Aku pun menjualnya dari harga Rp 10.000 - Rp 15.000 per satu biji.

Harga tersebut disesuaikan dengan model ponco yang ada.

Kalau untuk model jas hujan ponco yang lebih tebal aku memberikan harga Rp 15.000.

Namun, untuk model jas hujan ponco yang tipis, harganya hanya Rp 10.000 saja.

Sehari-harinya aku berjualan sampai dengan larut malam.

Kalau seperti kondisi sekarang, yang sudah memasuki musim hujan, aku pun membawa jas hujan lebih banyak. 

Biasanya, aku membawa sekitar 50-60 biji jas hujan.

Namun, kalau sudah memasuki musim kemarau, hanya 1 sampai 5 biji saja jas hujanku yang terjual.

Paling larut, aku pernah merasakan pulang ke rumah pada pukul 1 pagi.

Itu disebabkan karena hujan yang mengguyur Jakarta berlangsung pada malam hari, sekitar pukul 11 malam.

Dalam waktu dua jam, jas hujanku pun habis terjual.

Aku pun biasa membawa pulang uang sekitar Rp 300.000 sampai Rp 500.000 per harinya.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Hafid Arsyid Reporter: Theresia Agatha

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co