Cerita Horor di Gunung Buthak, Penuh Teror dan Gagal ke Puncak

11 Juni 2022 19:30

GenPI.co - Hai, perkenalkan, namaku Fitra Ramdani. Cerita horor ini terjadi di Gunung Buthak, Batu, Malang, Jawa Timur.

Awal cerita, aku pergi mendaki bersama pacarku Yura Amanda. Kami hanya berdua.

Kami memilih jalur pendakian Gunung Buthak via Panderman. Kata orang, jalurnya tak teralu sulit.

BACA JUGA:  Cerita Horor Bertemu Korban Meninggal di Bengawan Solo, Ngeri

Kami berdua memulai pendakian pukul 16.00 WIB. Yura terlihat sangat semangat.

Kami sampai di Pos 1 sekitar pukul Pos 17.00 WIB. Kami langsung melanjutkan pendakian.

BACA JUGA:  Cerita Horor Berinteraksi dengan Hantu, Berakhir Tragis

Setelah berjalan selama hampir 2 jam, kami sampai di Pos 2. Waktu menunjukkan pukul 19.00 WIB.

Yura kali ini meminta istirahat cukup lama. Dia mengeluh sakit perut.

BACA JUGA:  Cerita Horor Ditarik Sosok Hitam di Toilet Kantor, Nyata!

Aku membuatkannya secangkir teh manis. Tak lama sakit perutnya hilang dan kami melanjutkan pendakian.

Namun, aku merasakan hal yang aneh. Perasaanku mendadak khawatir.

"Kondisi aman Ra?" tanyaku.

"Aman, Ram," jawabnya.

Langkah kami tak secepat saat sore tadi. Aku pun mengikuti irama berjalan Yura.

Tak terasa, kami sudah berjalan selama dua jam. Namun, belum ada tanda-tanda kami akan tiba di Pos 3.

Waktu sudah menunjukkan pukul 21.15. Aku pun merasa ada yang tak beres.

"Ra, bukannya kita sudah melewati pohon besar ini ya?" kataku.

"Iya, Ram. Ini ada tanda yang sama, seperti yang aku lihat tadi," jawabnya.

Astaga, ternyata selama ini kami dibuat bingung oleh penunggu Gunung Buthak. Kami terus diputar-putar di tempat yang sama.

Rasa takut mulai terasa hebat. Yura mengaku melihat sekelebat sosok besar di balik pohon pinus besar.

Ranting besar mendadak jatuh tepat di hadapan kami. Yura menjerit dan menangis.

"Ram, aku takut," kata Yura.

"Kamu lagi datang bulan, ya?" kataku.

"Iya, Ram. Maaf baru bilang," jawabnya.

"Astaga, pantas saja kita diputar-putar, Ra" kataku.

Tak ingin mengambil risiko, aku pun memutuskan untuk mendirikan tenda di pinggir jalur pendakian.

Aku dan Yura tidur dalam ketakutan. Angin di luar terdengar seperti sedang mengamuk.

Kami berdua tak berani keluar dari tenda. Sebab, kami merasakan hal tidak beres di luar tenda.

Pagi harinya, aku dan Yura memutuskan untuk turun. Kondisi kami tak memungkinkan untuk sampai ke puncak. (Cerita horor Fitra Ramdani, seperti yang dituturkan kepada GenPI.co)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Andi Ristanto

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co