Bertemu untuk Terakhir Kali, Ayah Datang untuk Pergi Selamanya

17 Juni 2022 08:20

GenPI.co - Perkenalkan namaku Yulia Rahma. Aku tinggal di Jakarta dan kini usiaku 22 tahun. 

Aku merupakan anak tunggal yang tak pernah bertemu dengan ayahku sejak umur 5 tahun.

Hanya satu momen yang aku ingat sampai saat ini, yakni teringat wajah ayah saat dia menggendongku.

BACA JUGA:  Hangatnya Bidadari Pesisir, Lelahku Seketika Pergi

Namun, kasihnya kepadaku tiba-tiba sirna saat dia memutuskan untuk berpisah dengan ibuku.

Ibuku menceritakan bahwa ayahku saat itu selingkuh dengan wanita lain.

BACA JUGA:  Aku Tumbang di Kamar, Bapak Kost Datang Bawakan Vitamin

Hal itu yang membuat ibuku memutuskan untuk bercerai dan membesarkanku seorang diri.

Aku yang masih kecil saat itu memang tak mengerti rasa ditinggalkan ayah. Akan tetapi, beranjak besar aku makin merasakan.

Aku terus bekerja keras bersama ibuku untuk bertahan hidup di ibu kota.

Aku juga terus mencoba memahami hidup tanpa kehadiran seorang ayah selama belasan tahun.

Makin besar, aku merasa kami berdua dapat menjalani hidup dengan baik-baik saja.

Suatu ketika, tiba-tiba saja seorang pria dengan tubuh yang kurus mendatangi rumahku.

Betapa terkejutnya aku ketika tahu pria tersebut merupakan ayahku.

Ibuku berkata dia datang hanya untuk menemuiku sekali saja.

"Halo, Yulia. Kamu sudah besar sekali, ya," ujarnya sambil memelukku.

"Apa benar bapak adalah ayahku?" tanyaku dengan heran.

"Iya, maaf selama ini tidak bisa berada di sampingmu hingga kamu beranjak dewasa," jawab dia.

"Maaf untuk apa? Aku sama Ibu juga sudah bahagia sampai hari ini," ucapku.

Saat dia berada di rumah, aku sama sekali tak merasa bahwa dia pernah menjadi ayahku.

Sebab, tak terasa sama sekali kasih yang dia berikan seperti yang kurasakan terakhir kali.

Aku pun hanya menatapnya dengan bingung dan penuh pertanyaan.

Setelah mengunjungi rumahku beberapa menit, dia langsung pergi meninggalkan kami kembali.

Dua minggu berselang, aku diberitahu ibuku bahwa ayahku itu sudah tiada.

Betapa terkejutnya aku, padahal dia baru mengunjungiku untuk pertama kalinya setelah bercerai dengan ibuku.

Ibuku kemudian mengungkapkan saat mengunjungi rumah ternyata ayahku sudah menderita sakit ginjal yang mengharuskannya cuci darah secara rutin.

Ibuku bilang tak lama sebelum bertemu denganku, ayahku memutuskan untuk tidak cuci darah.

Oleh karena itu, dia berusaha untuk menemuiku terakhir kalinya dan meminta maaf.

Entah, aku merasa kebenaran tersebut telah menggetarkan hatiku.

Meski masih terasa seperti orang asing, aku hanya bisa berdoa agar dia diberikan tempat yang terbaik di sisi-Nya dan dihapuskan dosa-dosanya. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Hafid Arsyid Reporter: Ferry Budi Saputra

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co