Aku Ingin Melupakanmu, Nanti Kamu Akan Memintaku Kembali

25 September 2022 21:00

GenPI.co - Aku termenung. Kupikirkan segala cara agar bisa mengajak Rina ngobrol dengan asyik.

Namun, semuanya gagal. Aku tidak menemukan cara. Ada tembok tebal di antara kami.

“Nggak apa-apa,”

BACA JUGA:  Sinopsis Ikatan Cinta 21 September 2022, Al Temukan Benda Mencurigakan!

“Udah begini aja?”

“Terus mau gimana?”

BACA JUGA:  Sinopsis Ikatan Cinta 22 September 2022, Mas Al Kangen Andin

“Ya udah,”

Aku mengakhiri chat dengan Rina. Dia bukan pacarku. Namun, aku sangat mencintainya.

BACA JUGA:  Sinopsis Ikatan Cinta 24 September 2022, Elsa Dalam Bahaya!

Perasaanku sudah meletup sejak lama. Mungkin sekitar sepuluh tahun. Aku juga lupa tepatnya.

Pekerjaan kami berbeda meskipun sama-sama di perusahaan swasta. Aku di perusahaan lokal.

Rina bekerja di perusahaan internasional. Kami dipertemukan sebelum dia pindah ke perusahaan itu.

Aku merasakan degup tak keruan saat kali pertama bertemu Rina. Dia sangat cantik. Setidaknya menurutku.

Otaknya pintar. Kalau tidak pintar, dia tak mungkin bekerja di perusahaan internasional yang bonafide.

Namun, sekian lama mencintainya, aku tak kunjung bisa menaklukkan hatinya. Aku selalu gagal mendapatkannya.

Alih-alih menjadi kekasihnya, aku justru sering merasa disia-siakan. Dia sangat keras kepala.

Sesekali terlihat jinak. Sesekali terlihat keras kepala. Mungkin hanya aku yang menganggap perasaanku istimewa.

Rina mungkin saja tidak. Dia mungkin menganggapku biasa saja. Jangan-jangan dia juga mencintaiku?

“Sindir aja terus,” jawab Rina ketika aku bilang dia mencintaiku.

Aku tertawa. Aku sangat suka ketika bercakap dengannya melalui chat WhatsApp (WA).

Rasanya ada deburan ombak di dadaku. Namun, perasaan itu tidak bertahan lama. Setelah itu, aku merasa gundah.

Rina selalu saja berbeda. Dia tidak akan mau dihubungi. Ketika dihubungi, dia juga akan membalas seadanya.

Kesabaranku habis beberapa waktu lalu. Aku sudah jengah dengan semua ini. Aku harus membuat keputusan.

Aku tidak mungkin terus-menerus terkungkung perasaan yang tidak bertepi.

Kuputuskan tidak mengharapkannya lagi. Aku akan melupakannya. Semuanya gara-gara dia tidak membalas pesanku.

Aku yakin dia sudah membacanya. Tidak mungkin dia tak memegang HP. Dia memang selalu seperti itu.

“Aku mundur. Kuserahkan semuanya kepada langit. Suatu saat nanti kamu akan memintaku kembali,” aku menuliskan kalimat itu di kertas. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Ragil Ugeng

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co