GenPI.co - Hal, namaku Alia. Aku sudah 1 tahun menikah dengan suamiku, Ramzi. Namun, aku belum dikaruniai anak.
Sejujurnya, aku sangat menginginkan buah hati di tengah rumah tanggaku. Aku ingin sekali merasakan tangisan si kecil dan kesibukkan sebagai ibu.
Meski baru setahun menikah, tidak ada salahnya aku ingin cepat-cepat mendapatkan momongan.
"Mas suami (sapaanku, red), kita program hamil, yuk," tanyaku.
"Insyaallah kita segera punya momongan, ya. Yang penting sabar," sahut suamiku.
Ternyata, dia mengabulkan keinginanku dan kami berdua memutuskan untuk program hamil.
Kami segera bergegas menghubungi rumah sakit setempat untuk mendaftarkan diri mengikuti program hamil.
Ada banyak pengalaman baru yang diajarkan kepada kami sebagai suami istri. Dokter memberikan kami kiat berhubungan di ranjang, kualitas reproduksi, hingga cairan suami.
Selain itu, aku juga mendapatkan beberapa tips dari dokter.
"Sebaiknya ibu minum vitamin yang sudah diresepkan (resep dokter, red). Juga yang terpenting mengurangi junkfood," jelas dokter kandunganku.
Setelah setengah tahun mengikuti semua saran dari dokter, akhirnya keinginan kami terkabul.
Singkat cerita, aku melakukan test pack kehamilan. Sebab, aku merasa cepat lelah tiap kali melakukan aktivitas.
"Ehhh...eh... aku hamil," ungkapku kegirangan.
Aku pun langsung membeli kotak kecil untuk membungkus hasil testpack itu dan memberikan kejutan kepada mas suami.
Tak disangka, ekspresi suamiku justru membuatku menangis. Dia langsung memelukku dengan erat saking kegirangannya.
"Alhamdulillah, terima kasih ya Allah. Terima kasih sayangku," ujar suami sambil menangis haru gemetaran.
Saat ini, usia kandungannya sudah memasuki 5 bulan. Kami selalu fokus menjaga si kecil yang ada di perut hingga lahir ke dunia.
Aku berharap, pengalamanku ini bisa membuat para ibu pejuang sepertiku segera berhasil untuk mendapatkan momongan. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News