GenPI.co - Hai, namaku Dion. Saat ini, aku berusia 28 tahun dan sedang mencari pasangan hidup yang baik untuk masa depan.
Aku memiliki seorang partner kerja bernama Lisa. Dia orang yang sangat pendiam dan tak banyak bicara di kantor.
Meski demikian, hal tersebut justru membuat hatiku berdebar-debar. Sebab, Lisa terlihat cantik dalam kesunyiannya.
Beberapa kali aku sempat ingin berkenalan. Akan tetapi, hatiku tak pernah siap untuk menghadapi dinginnya sikap Lisa.
Aku hanya bisa memandangnya dari kejauhan. Aku bahkan sering tinggal lebih lama di kantor untuk menunggu Lisa yang sedang lembur.
Pada suatu malam, aku mengetahui bahwa Lisa mendapatkan banyak pekerjaan yang harus diselesaikan dalam waktu dekat.
Raut wajahnya tetap santai meskipun pekerjaan tersebut menumpuk dan mustahil untuk dirampungkan malam itu.
Sebagai seorang laki-laki, aku hanya bisa menemaninya dengan berbohong dan menggunakan alasan yang sama sepertinya untuk tetap tinggal di kantor.
Saat Lisa terlihat letih, aku hanya bisa melihatnya dari balik meja kerjaku. Ingin rasanya aku membawakan segelas teh atau kopi untuknya.
Sebenarnya, aku tak berani menghadapi sang pujaan hati. Namun, langkahku melaju ke arah pantry untuk membuatkan Lisa segelas kopi.
Tak kusangka, inisiatifku pada malam itu berbuah manis. Segelas kopi hangat yang kuberikan kepada Lisa menjadi titik awal bagi kamu untuk saling mengenal lebih dekat.
Aku berharap bisa mengenal Lisa lebih jauh dan menjalin hubungan spesial dengannya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News